Pihak Biden dan Netanyahu akan Bertemu Soal Serangan di Rafah, AS dan Israel Bersitegang?

- 19 Maret 2024, 11:05 WIB
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet perang Israel, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023.
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet perang Israel, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. //Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein

PR DEPOK – Presiden AS Joe Biden memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu operasi militer Israel di Rafah akan memperdalam anarki di Gaza.

Alhasil, kedua pihak sepakat bahwa tim dari masing-masing akan bertemu di Washington untuk membahasnya, menurut yang diungkap Gedung Putih.

Pernyataan keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bahwa kedua negara akan melakukan diskusi komprehensif mengenai masa depan di Gaza, di mana krisis kemanusiaan sedang berlangsung setelah enam bulan pertempuran.

Pertemuan tersebut bisa terjadi minggu ini atau tahun depan, dan tidak ada operasi Rafah yang akan dilanjutkan sebelum pembicaraan tersebut.

Baca Juga: Download Link Twibbon Gratis Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan 1445 H, Desain Terbaru, Keren, dan Islami

“Anarki merajalela di wilayah yang telah dibersihkan oleh militer Israel, tetapi belum distabilkan di Gaza dan krisis kemanusiaan akan semakin parah jika Israel terus melancarkan serangan di Rafah,” kata Sullivan, merangkum pesan Biden kepada Netanyahu, dikutip dari Channel News Asia.

“Kami telah melakukan banyak diskusi di berbagai tingkatan antara militer, intelijen, diplomat, atau kemanusiaan, namun kami belum memiliki kesempatan untuk melakukan diskusi strategi yang komprehensif, terintegrasi, dan komprehensif,” katanya.

Hubungan kedua pemimpin semakin tegang terkait Gaza. Sullivan menggambarkan percakapan itu sebagai sebuah "bisnis" dan mengatakan bahwa percakapan itu tidak muncul secara tiba-tiba. Ia menyebut bahwa Biden tidak mengancam untuk membatasi bantuan AS ke Israel.

Baca Juga: Lirik Lagu Get The Hell Out oleh DAY6: How Nice! This World Could Be to Me...

Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa ia memerlukan strategi yang koheren untuk Gaza, alih-alih Israel menghancurkan Rafah.

Namun dia menegaskan kembali dukungan AS terhadap upaya Israel untuk menghancurkan Hamas yang menyerang Israel selatan pada 7 Oktober.

Sullivan juga membenarkan bahwa Marwan Issa, pemimpin nomor tiga di Hamas, tewas dalam operasi Israel pekan lalu. Hamas belum berkomentar.

Baca Juga: Berapa Batas Maksimal Penukaran Uang Baru Lebaran 2024? BI Naikkan Rp200.000 Tahun Ini

Ketegangan Antara Dua Negara

Percakapan tersebut merupakan yang pertama antara kedua pemimpin sejak 15 Februari dan terjadi di tengah ketegangan tajam antara Israel dan AS mengenai cara Netanyahu menangani perang di Gaza.

Netanyahu mengatakan kedua pemimpin tersebut membahas komitmen Israel untuk mencapai semua target yang telah ditetapkan dalam perang tersebut yakno melenyapkan Hamas, membebaskan semua sandera dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

“Hal ini akan dilakukan sambil memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan untuk membantu mencapai tujuan tersebut,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Yes! KLJ Maret 2024 Sudah Cair Rp600,000, Segera Cek Nama Penerima di Link siladu.jakarta.go.id

Dalam pidatonya, pemimpin Senat Chuck Schumer, yang merupakan pendukung lama Israel dan pejabat tertinggi Yahudi terpilih, pemilu baru di Israel dan mengatakan Netanyahu merupakan penghalang bagi perdamaian.

Biden memuji pidato tersebut keesokan harinya dan mengatakan bahwa Schumer telah menyuarakan banyak orang Amerika.

Netanyahu menanggapi dengan kasar pada hari Minggu, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pidato Schumer sama sekali tidak pantas.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah