Idap BIID, Pria Asal Kanada Merasa Trauma dengan Dua Jari di Tangan Kirinya hingga Minta Dipotong

- 17 April 2024, 06:45 WIB
Ilustrasi jari tangan - Seorang pria di Kanada ingin agar dua jari di tangan kirinya dipotong karena merasa trauma dan bukan miliknya.
Ilustrasi jari tangan - Seorang pria di Kanada ingin agar dua jari di tangan kirinya dipotong karena merasa trauma dan bukan miliknya. /Unsplash/ Towfiqu Bharbuiya

PR DEPOK – Seorang pria asal Quebec, Kanada, yang menderita gangguan identitas integritas tubuh (BIID) meminta dokter untuk mencabut jari keempat dan kelima di tangan kirinya karena dia merasa jari-jari itu bukan miliknya.

Nadia Nadeau dari Departemen Psikiatri di Université Laval baru-baru ini menerbitkan laporan kasus tentang seorang pasien yang tidak disebutkan namanya yang mengalami trauma pikiran bahwa dua jari terakhir di tangan kirinya bukan miliknya sejak masa kanak-kanak.

Sepanjang hidupnya, pikiran-pikiran ini menyebabkan dia kesakitan, mudah tersinggung, gangguan ketangkasan, dan mimpi buruk bahwa kedua jarinya membusuk atau terbakar. Meskipun pasien tidak menceritakan kesusahannya mengenai jari-jarinya kepada keluarganya karena malu, dia sering berfantasi untuk melepaskan jari-jarinya sendiri.

Baca Juga: Ada yang Pernah Didatangi Pejabat! Ini 4 Rekomendasi Destinasi Wisata Kuliner di Surakarta yang Endul Banget

“Saat bekerja di pabrik penggergajian kayu, dia mempertimbangkan untuk membuat guillotine kecil untuk memotong jari-jarinya,” tulis Dr. Nadeau.

“Dia sadar bahwa tindakan menyakiti diri sendiri bukanlah solusi yang aman dan dapat berdampak pada hubungan, reputasi, dan kesehatannya. Dia tidak bisa membayangkan dirinya hidup bertahun-tahun yang akan datang dengan jari-jari itu,” lanjutnya, seperti dikutip dari Oddity Central.

Karena gambaran otak pria tersebut terlihat normal, dia ditawari pilihan pengobatan non-invasif seperti terapi perilaku kognitif, antidepresan, antipsikotik, dan terapi pemaparan, namun tidak satupun yang terbukti berhasil.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Bakso Paling Ngeunah di Bandung, Jawa Barat

Setelah evaluasi psikiatris, pasien dianggap mampu meminta amputasi sukarela dan dirujuk ke departemen ortopedi. Pada akhirnya diputuskan bahwa pencabutan kedua jari adalah cara terbaik untuk membantu pasien, dan evaluasi enam bulan setelah amputasi memastikan hal tersebut.

“Pasca operasi, mimpi buruk segera berhenti, bersamaan dengan tekanan emosional,” tulis psikiater tersebut.

“Dia memiliki rencana hidup yang konstruktif, mengurangi kemarahan, dan meningkatkan kesejahteraan bersama keluarga dan di tempat kerja. Tidak ada penyesalan yang diungkapkan.

Baca Juga: Apakah Benar KLJ Tahap 2 2024 Sudah Cair di Bank DKI? Cek Info Terkini Menurut Dinsos DKI Jakarta di Sini

“Dia sekarang menjalani kehidupan yang bebas dari kekhawatiran yang mengganggu tentang jari-jarinya, dan semua gejala yang berhubungan dengan BID telah teratasi. Amputasi memungkinkan dia untuk hidup selaras dengan identitasnya,” katanya,

Gangguan identitas integritas tubuh (BIID) adalah suatu kondisi yang sangat langka yang ditandai dengan keinginan yang kuat dan terus-menerus untuk memperoleh disabilitas.

Lebih dari satu dekade yang lalu, muncul berita tentang seorang wanita sehat yang bermimpi menjadi lumpuh dari pinggang ke bawah dan hidup seperti orang lumpuh, bergerak di kursi roda dan mengenakan kawat gigi logam panjang yang dikunci di bagian lutut.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah