PR DEPOK – Ribuan warga melakukan aksi untuk membela guru serta kebebasan berekspresi pada Minggu, 18 Oktober 2020, usai seorang guru sejarah, Samuel Paty, tewas ditikam oleh pelaku yang diduga seorang islamis pada Jumat, 16 Oktober 2020, di Prancis.
Sepanjang Paris hingga Lyon, Marseille, dan Lille, kerumunan besar tak henti-hentinya menyuarakan dukungan mereka dengan bertepuk tangan, mengheningkan cipta sejenak, serta menyanyikan lagu kebangsaan.
Menanggapi kasus penikaman terhadap seorang guru sejarah ini, Perdana Menteri, Jean Castex, pun turut menunjukkan dukungannya.
Baca Juga: Depresi Akibat Kesulitan Belajar Daring, Seorang Siswi SMA Rekam Aksi Bunuh Dirinya
“Kamu tidak menakuti kami. Kami tidak takut. Anda tidak akan memecah belah kami. Kami adalah Prancis!” tulis Castew melalui akun Twitter pribadinya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.
Diberitakan sebelumnya, Paty, guru sejarah berusia 47 tahun ini tewas di luar sekolah tempatnya mengajar di pinggiran Kota Paris, akibat serangan seorang remaja berusia 18 tahun.
Paty sebelumnya diketahui menampilkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya saat kelas tentang kebebasan berekspresi berlangsung.
Baca Juga: Siap Menutup Seluruh Bisnisnya di Indonesia, Ini Alasan Maskapai Air Asia X
Insiden ini sontak menyulut amarah sejumlah orangtua murid yang beragama islam karena penggambaran Nabi Muhammad menurut kepercayaan mereka adalah sebuah penghinaan.