Tuai Kecaman hingga Tim Redaksi Jadi Sasaran Penyerangan, Charlie Hebdo Akui Bangga Provokasi Islam

- 2 November 2020, 14:40 WIB
Majalah mingguan satir Prancis, Charlie Hebdo.
Majalah mingguan satir Prancis, Charlie Hebdo. /Instagram Charlie Hebdo Officiel

Baca Juga: Terus Dorong Pengembangan Kota, KemenPUPR: Jangan Lupakan Prinsip Layak Huni dan Ramah Lingkungan

Kartun-kartun itu menggambarkan Muhammad dalam keadaan telanjang dan dalam pose-pose yang merendahkan atau porno.

Pada Januari 2015, dua ekstremis al-Qaida kelahiran Prancis yang marah karena karikatur tersebut langsung menyerbu ruang redaksi dan menewaskan 12 orang, termasuk pemimpin redaksi dan beberapa kartunis.

Charlie Hebdo belum mundur. Pada hari persidangan serangan 2015 dibuka bulan lalu, mereka mencetak ulang karikatur nabi yang asli.

Baca Juga: Antisipasi Dua Aksi Demonstrasi, Tiga Rute TransJakarta Dimodifikasi, Berikut Rincian Selengkapnya

Beberapa minggu kemudiannya, seorang pemuda Pakistan menikam dua orang di luar bekas kantor Charlie Hebdo, lantaran kartun yang diterbitkan ulang.

Pada 16 Oktober, seorang pengungsi Chechnya memenggal kepala seorang guru di Paris yang telah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad ke kelasnya, untuk debat tentang kebebasan berekspresi.

Sebagai tanggapan, Presiden Prancis, Emmanuel Macron dengan tegas membela kebebasan Charlie Hebdo untuk mencetak karikatur dan berbicara menentang islamisme, menarik protes dan seruan untuk boikot di seluruh dunia muslim, serta seruan untuk kekerasan terhadap Prancis dari beberapa suara ekstremis.

Baca Juga: Masih Ada Kesempatan hingga 6 November, Berikut Cara Mendaftar 3 Posisi Konten Kreatif di Kominfo

Sementara itu, Sonia Mejri, orang Prancis yang kecewa dengan komandan ISIS karena merekrut salah satu penyerang tahun 2015, bersaksi dari penjara selama persidangan.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah