Disebut Berencana Mundur Awal Tahun 2021, Muncul Spekulasi Vladimir Putin Menderita Parkinson

- 6 November 2020, 21:44 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Instagram.com/@president_Vladimir_Putin

PR DEPOK - Presiden Rusia, Vladimir Putin dikabarkan berencana akan mengundurkan diri pada Januari 2021 mendatang.

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari New York Post, Jumat 6 November 2020, kabar rencana pengunduran diri Vladimir Putin disampaikan oleh analis politik di Moskow, Valery Solovei.

Solovei mengatakan kepada The Sun, informasi itu diperoleh karena kabarnya kekasih Putin, Alina Kabaeva dan kedua anaknya meminta sang presiden untuk mengundurkan diri.

Baca Juga: Joe Biden Dituding Curang dalam Pilpres AS, Anak-anak Donald Trump Serukan: Lawan Penipuan Ini!

“Ada faktor keluarga yang berpengaruh besar padanya (Putin). Dia bermaksud mengumumkan rencana pengunduran dirinya pada Januari, ” ujar Solovei.

Selain itu, Solovei juga mengatakan bahwa Vladimir Putin diisukan menderita parkinson karena menurutnya, presiden baru-baru ini terlihat menunjukkan gejala penyakit tersebut.

Menurut rekaman yang ditinjau oleh seorang pengamat, Vladimir Putin baru-baru ini tampak kesakitan sambil terus-menerus menggeser kakinya.

Baca Juga: Saat Tiba di Tanah Air, Habib Rizieq Dijadwalkan Jadi Wali Nikah Putrinya, Syarifah Najwa Shihab

Rekaman yang diulas juga menunjukkan jari-jarinya bergerak-gerak saat dia memegang cangkir yang mungkin berisi obat.

Spekulasi kemungkinan mundurnya pemimpin yang berusia 68 tahun itu juga dipicu oleh fakta undang-undang yang diperkenalkan oleh Vladimir Putin saat ini sedang disahkan melalui parlemen, untuk menjamin kekebalan dari penuntutan dan tunjangan negara untuk mantan presiden, seumur hidup.

Dilansir dari The Guardian, anggota parlemen Rusia telah memperkenalkan RUU kepada parlemen yang akan memberi Vladimir Putin kekebalan seumur hidup dari penuntutan jika dan ketika dia memutuskan untuk mengundurkan diri.

Baca Juga: Antusiasme Masyarakat Dukung Uji Klinis Vaksin Covid-19

RUU tersebut akan memberikan mantan presiden kekebalan dari tuntutan pidana atas pelanggaran yang dilakukan selama hidupnya.

Sebagian besar anggota parlemen akan diminta untuk mencabut perlindungan tersebut.

Saat ini, mantan presiden dilindungi dari tindakan yang diambil hanya selama mereka menjabat.

Baca Juga: Canangkan Vaksinasi Akhir Desember, Pemerintah Jamin Vaksin Sinovac Aman dan Lolos Uji Klinis

Ini merupakan RUU kedua minggu ini yang memberikan ketentuan khusus untuk mantan presiden, mendorong pembicaraan kemungkinnan Vladimir Putin bersiap untuk pensiun.

Pada hari Sabtu ia mensponsori undang-undang yang akan memberikan hak kepada mantan presiden untuk kursi seumur hidup sebagai senator di Dewan Federasi Rusia, sebuah posisi yang juga disertai kekebalan dari penuntutan.

RUU tersebut mengikuti adopsi Rusia atas amandemen konstitusi yang mengatur ulang batas masa jabatan Vladimir Putin yang memungkinkannya untuk mencalonkan diri dua kali lagi sebagai presiden dan tetap menjabat hingga 2036, ketika ia akan berusia 84 tahun.

Baca Juga: Sinopsis Film The 33, Kisah 33 Penambang yang Bertahan Hidup Usai Terjebak Reruntuhan Selama 69 Hari

Di sisi lain, ia telah memerintah negara itu, sebagian besar sebagai presiden, sejak tahun 2000 .

Sementara itu, analis politik berbeda pendapat tentang interpretasi mereka terhadap rencana Vladimir Putin.

Meskip dia telah membuka jalan untuk memerintah selama bertahun-tahun, ada kemungkinan dia tidak ingin dilihat sebagai bebek lumpuh karena dia akan dipaksa keluar oleh batasan masa jabatan pada tahun 2024.

Baca Juga: Digelar Sabtu Besok, Berikut Cara Pembelian Tiket SUPER JUNIOR 15th Anniversary Special Event

Dia pertama kali terpilih sebagai presiden pada tahun 2000, kemudian kembali menjadi presiden pada tahun 2012.

Dia sebagian besar bekerja dari jarak jauh sejak pandemi, mengadakan pertemuan dari bunker tanpa jendela dan jarang muncul di depan umum.

Kekebalan presiden memainkan peran penting dalam kebangkitan Vladimir Putin ke tampuk kekuasaan.

Baca Juga: Diduga Terlibat Kasus Penggelapan Uang 20 M, Maybank Hormati Proses Hukum terhadap Kacab di Cipulir

Di antara tindakan pertama Putin sebagai presiden adalah mengeluarkan keputusan yang memberikan kekebalan kepada mantan presiden Boris Yeltsin dari penuntutan, interogasi, dan penggeledahan atas propertinya.

Keputusan itu ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai insentif bagi Yeltsin yang kemudian terjerat dalam penyelidikan Swiss yang melibatkan kartu kredit yang dikeluarkan untuk keluarganya untuk mundur dan memilih Putin sebagai penggantinya.

Yeltsin membantah dalam memoarnya bahwa ada kesepakatan dengan Vladimir Putin.

Baca Juga: Dituduh Donald Trump Curang, Joe Biden Bantah dengan Sebut Perjuangan AS Pertahankan Demokrasi

Undang-undang tentang kekebalan presiden diadopsi oleh parlemen Rusia pada tahun 2001.

Satu-satunya orang Rusia lain yang masih hidup yang saat ini akan diberlakukan undang-undang baru Putin adalah Dmitry Medvedev, yang menjabat sebagai presiden dari 2008 hingga 2012 dan kemudian mundur untuk mengizinkan Putin kembali.

RUU itu harus melewati tiga pembacaan di majelis rendah, lalu majelis tinggi, sebelum ditandatangani oleh Vladimir Putin untuk menjadi undang-undang.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x