Tak Ingin Miliki Anak Selamanya, Seorang Wanita 22 Tahun Putuskan untuk Ikat Tuba Falopinya

- 13 November 2020, 10:24 WIB
Ilustrasi hamil.*
Ilustrasi hamil.* /Pixabay/Free-Photos./

PR DEPOK – Seorang wanita berusia 22 tahun di Argentina memutuskan untuk mengikat tuba falopinya.

Hal tersebut dilakukannya guna memastikan dirinya tidak akan pernah melahirkan seorang anak.

Perlu diketahui tuba falopi merupakan saluran yang menghubungkan indung telur (ovarium) dengan rahim.

Baca Juga: Sinopsis Film USS Indianapolis: Men of Courage, Bencana Perang Amerika

Tersumbatnya tuba falopi kemungkinan besar membuat seorang wanita tidak dapat hamil.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Oddity Central, wanita muda bernama Ailin Cubelo Naval menganggap bahwa menjadi orang tua merupakan sebuah pemaksaan budaya dan bukan merupakan naluri alami.

Anggapannya tersebut membuat dirinya menolak mempunyai anak, dan mengikat tuba falopinya.

Baca Juga: Pencegahan Politik Uang, Bamsoet Minta Pemerintah Lakukan Audit kepada Cakada di Pilkada 2020

Pandangannya itu sangat kontroversial di Argentina sehingga dua dokter kandungan menolak keinginannya tersebut.

Dirinya terkejut setelah mengetahui bahwa ligasi tuba telah dijamin haknya di negara itu sejak tahun 2006.

Selain itu, para dokter menolak melakukan tindakan tersebut terhadapnya karena dianggap terlalu muda untuk mengambil keputusan mengikat tuba falopinya tersebut.

Baca Juga: Jelang Kehadiran Rizieq Shihab ke Megamendung, Polres Bogor Siapkan 4 Lokasi Parkir bagi Simpatisan

Meski banyak penolakan dari berbagai dokter, dirinya akhirnya menemukan dokter yang bersedia melakukan prosedur itu kepadanya.

Ailin Cubelo Naval, mengatakan bahwa keinginan menjadi seorang ibu itu sangat wajar, namun dirinya juga merasa wajar untuk tidak ingin menjadi seorang ibu.

"Seperti bagi sebagian orang, keinginan menjadi ibu itu wajar, bagi saya rasanya wajar untuk tidak menjadi ibu. Tuba Falopi saya diikat karena saya tidak ingin punya anak, tidak sekarang atau selamanya," kata Ailin.

Baca Juga: Soal Dugaan Gratifikasi Pesawat Pribadi Suharso Monoarfa, KPK Sebut Masih Dalami Laporan Kasus

Dirinya menganggap bahwa memiliki anak merupakan suatu kultural dan bukanlah suatu yang natural.

"Saya melihatnya setiap hari, para ayah berjalan-jalan dengan putra atau putri mereka. Bermain dengan kereta dorong yang dilengkapi mainan untuk bayi mereka. Saya yakin amanat maternitas itu bukan sesuatu yang natural, tapi sangat kultural," ujarnya menjelaskan pandangannya.

Menurut Ailin, terdapat banyak orang yang tidak pernah mempertanyakan masalah terkait menjadi orang tua ataupun tidak.

Baca Juga: Soal Isu Pergantian Jawa Barat Jadi Provinsi Sunda Menguat, TB Hasanuddin: Sengaja Digoreng

"Mereka mengikuti alur tersebut dan menganggap bahwa wanita harus bereproduksi untuk sebagian besar dunia," imbuhnya Ailin.

"Dengan kata lain. Jika Anda memiliki rahim, Anda harus melahirkan, itu adalah takdir," ucapnya melanjutkan.

Ailin mengatakan bahwa saat sekolah menengah dia telah menyadari bahwa dirinya tidak ingin memiliki anak.

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Ekspor Briket Batok Kelapa dari Jawa Tengah Meroket hingga 50 Persen

Seiring berjalannya waktu, menurutnya, dirinya membuat keputusan yang tegas tentang merealisasikan pandangannya tersebut.

Lebih lanjut Ailin mengatakan bahwa dirinya tidak ingin menilai mereka yang memilih menjadi seorang ibu, namun menurutnya masyarakat juga perlu berhenti menilai orang yang tidak ingin bereproduksi.

"Saya tidak menilai siapapun yang memilih menjadi seorang ibu. Saya hanya berpikir ini saatnya berhenti menilai orang yang tidak ingin bereproduksi. Kami bukan makhluk aneh, kami adalah sekelompok orang yang tidak akan menyesal karena tidak melakukan apa yang kami inginkan dalam hidup kami," tutur Ailin.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah