Perkirakan Tak Tepat Waktu untuk Hadapi Gelombang Kedua, WHO: Covid-19 Harus Dilawan Tanpa Vaksin

- 19 November 2020, 12:30 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19./
Ilustrasi vaksin Covid-19./ //Pixabay

PR DEPOK - Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020 silam, jumlah kasus virus corona hingga saat ini terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Tandatangani Perjanjian 750 Juta Dolar, Pemerintah AS: Bukti Betapa Penting Indonesia untuk Amerika

Hingga saat ini sejumlah ilmuwan dunia tengah berjibaku untuk menemukan vaksin virus tersebut.

Indonesia sendiri telah melakukan kerja sama dengan sejumlah negara terkait pengadaan vaksin.

Kepala kedaruratan World Health Organization (WHO) Dr Michael Ryan memperingatkan bahwa vaksin tidak akan tiba tepat waktu untuk mengalahkan pandemi Covid-19 gelombang kedua.

Baca Juga: Dianggap Harus Berdiri Sendiri, DPD Keluarkan 7 UU dari Omnibus Law, Termasuk Pers dan Pendidikan

Dalam keterangannya, dirinya mengatakan vaksin tidak boleh dilihat sebagai solusi ajaib 'unicorn' dan negara-negara yang berjuang melawan lonjakan virus sekali lagi harus 'mendaki gunung ini' tanpanya.

"Saya pikir setidaknya empat hingga enam bulan lagi sebelum kita mencapai tingkat vaksinasi yang signifikan di mana saja," katanya seperti dikutip pikiranrakyat-depok.com dari The Straits Times.

Meskipun baru-baru ini terdapat pengumuman yang menjanjikan dari kandidat uji coba vaksin fase akhir.

Baca Juga: Masih Dipengaruhi Laporan Perkembangan Vaksin Covid-19, Harga Minyak Dunia Kembali Menguat

"Kita belum berada di sana dengan vaksin," ujar Dr. Ryan.

"Banyak negara sedang melalui gelombang ini, dan mereka akan melalui gelombang ini, dan terus melalui gelombang ini, tanpa vaksin," imbuhnya.

"Kita perlu memahami dan menginternalisasinya, dan menyadari: kita harus mendaki gunung ini kali ini, tanpa vaksin," ucapnya.

Baca Juga: Keterangan Gubernur Dibutuhkan, Berikut Alasan Kepolisian Undang Anies Baswedan untuk Klarifikasi

Sebelumnya, Pfizer mengatakan bahwa studi lengkap vaksin eksperimental menunjukkan 95 persen efektif.

Sementara itu sebagai sesama perusahaan AS, Moderna pekan ini mengatakan bahwa kandidatnya sendiri 94,5 persen efektif.

Rusia mengklaim kandidatnya lebih dari 90 persen efektif.

Baca Juga: Ketua DPD Sebut Indonesia Berutang Banyak ke Muhammadiyah, Salah Satunya untuk Pembangunan SDM

Dr Ryan memperingatkan agar tidak mengendurkan kewaspadaan individu terhadap virus dengan keyakinan yang keliru bahwa vaksin yang ada sekarang akan menyelesaikan masalah.

"Jika kita menambahkan vaksin dan melupakan hal-hal lain, Covid tidak akan menjadi nol," tuturnya.

Berdasarkan data WHO, jumlah kasus Covid-19 baru di Eropa menurun minggu lalu untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga bulan, namun kematian di kawasan itu terus meningkat.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah