Klaim PSBB Jawa Barat Berhasil, Pemprov Abaikan Imbauan WHO

14 Mei 2020, 11:21 WIB
SEJUMLAH kendaraan terjebak macet saat terjadi penumpukan kendaraan menjelang pos pemeriksaan Jatinangor, di Jalan Tanjakan Sari, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Selasa (5/5/2020). Menjelang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Provinsi, Petugas akan lebih memperketat penjagaan di setiap daerah perbatasan guna memutus penyebaran Covid-19. /ADE MAMAD//

PIKIRAN RAKYAT – Virus Corona atau bernama resmi covid-19 pertama kali muncul dan dikonfirmasi di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020.

Konfirmasi itu langsung disampaikan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.

Sejak saat itu, jumlah kasus postif Virus Corona terus mengalami peningakatan setiap harinya.

Baca Juga: Kisah Haru Gadis Taiwan Bertemu Kembali dengan 'Ibu Kedua'-nya Asal Jawa Tengah, Berkat Netizen

Sejumlah upaya telah ditempuh oleh pemerintah pusat dan daerah untuk menekan laju peningkatan kasus positif virus yang diduga pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok ini pada Desember 2019 silam.

Mulai dari social distancing, tes massal hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada sejumlah wilayah di tanah air.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.com Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berencana tidak akan memperpanjang penerapan PSBB di wilayahnya.

Baca Juga: Lupakan Rivalitas, Conor McGregor Ucap Doa dan Simpati pada Kesehatan Ayah Khabib Nurmagomedov

Adapun alasan pemprov tidak memperpanjang PSBB di Jawa Barat lantaran kebijakan itu diklaim berhasil menekan laju peningkatan Virus Corona.

“Terjadi penurunan jumlah kasus Covid-19 di Jawa Barat selama diterapkan PSBB. Ini menandakan penerapan PSBB di Jabar cukup berhasil,” ujar Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

Terbaru, hal itu juga disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, melalui akun resmi Instagramnya mantan Wali Kota Bandung ini mengatakan setelah pihaknya melakukan test massal melalui PCR, dirinya menyebut tidak ada pergerakan Virus Corona di wilayahnya.

Baca Juga: Berlama-lama Gunakan Earphone, Telinga Bocah 10 Tahun Ini Jadi Sarang Jamur

Setelah total 120 ribu tes masif kepada warga Jawa Barat melalui PCR dan rapid test di 9 lab, terdapat 63 persen wilayah Jawa Barat terpantau tidak ada pergerakan covid-19,” tulisnya.

Jika sampai akhir PSBB Jawa Barat data ini konsisten dan tidak diganggu pemudik yang OTG, maka ada potensi 63 persen wilayah Jawa Barat, menunggu kajian dan evaluasi, bisa kembali berkegiatan sosial ekonomi pendidikan dan ibadah dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan atau cara baru atau the new normal,” ujarnya.

Peringatan dan Imbuan WHO

Baca Juga: Iuran BPJS Kembali Dinaikkan, DPR: Pemerintah Terbukti 'Tidak Punya Hati' di Tengah Pandemi

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Reuters Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan peringatan dini mengenai adanya gelombang kedua Virus Corona.

Dirinya pun mencontohkan Tiongkok dan Jerman yang telah melonggarkan kebijakan pembatasan namun tengah menghadapi gelombang kedua Virus Corona.

“Di Wuhan, Tiongkok, kasus pertama muncul sejak status lockdown ditiadakan. Jerman melaporkan peningkatan kasus sejak adanya pelonggaran pembatasan,” katanya.

Baca Juga: Pengamat: Izinkan Warga di Bawah 45 Tahun Kembali Kerja Adalah Keputusan yang Terburu-buru

“Kami membutuhkan setiap negara untuk menerapkan langlah-langkah kesehatan masyarakat agar setidaknya memiliki kesempatan untuk menghindari gelombang kedua yang lebih besar nanti,” imbuhnya. ***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler