Network
PR DEPOK – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil turut berkomentar terkait keputusan pemerintah batal memberangkatkan jemaahnya ibadah haji 2021.
Terkait pembatalan haji 2021, Ridwan Kamil mengusulkan agar pemerintah pusat untuk kembali bernegosiasi dengan Pemerintah Arab Saudi.
"Mengapa, karena saya meyakini pemerintah Saudi sahabat bangsa Indonesia. Selama kita bisa meyakinkan protokol kesehatan, terseleksi, sudah divaksinasi, dites PCR dan lain-lain. Saya kira bisa lah sekian persen yang diberangkatkan jangan nol sama sekali,” ujar Ridwan Kamil.
Lebih lanjut, dia meyakini bahwa Arab Saudi masih memberikan peluang untuk jemaah haji Indonesia berangkat ke Tanah Suci.
Hal tersebut, menurutnya, selama Pemerintah Indonesia bisa menjamin protokol kesehatan para jemaah haji sesuai dengan yang telah ditentukan.
Mantan Wali Kota Bandung ini juga berharap sebelum keputusan Arab Saudi final dan benar-benar menolak, tentu masih ada kesempatan yang dibuka untuk jemaah haji berangkat.
Baca Juga: Presiden RI Jokowi Terbitkan Perpres Resmi Baru yang Melarang Investasi Miras
“Semoga ikhtiar diplomatik ini masih bisa diupayakan sebelum betul-betul final bahwa dari Arab Saudi menolak, tapi saya berdoa harapan itu masih dibuka,” ujar dia seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Lebih lanjut, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengaku sedih lantaran dirinya sudah merencanakan untuk menjadi jemaah haji sejak dua tahun lalu.
"Secara pribadi saya sangat sedih ini kali kedua kita tidak bisa melaksanakan haji apalagi umrah. Apalagi sejak tahun lalu saya persiapan jadi Amirul Jawa Barat,” tuturnya menambahkan.
Oleh sebab itu, Ridwan Kamil meminta kepada para jemaah lain yang gagal berangkat ibadah haji untuk tetap berlapang dada dan bersabar.
“Saya berharap mereka yang sudah siap sesuai jatahnya harus ikhlas dan bersabar karena bagaimanapun qodarullah seperti ini,” ujar Ridwan Kamil mengakhiri.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah memutuskan pemberangkatan jemaah haji Indonesia dibatalkan.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Zimbabwe Dikabarkan Resmi Gunakan Mata Uang Yuan China, Simak Fakta Sebenarnya
Pembatalan itu dilakukan dengan menimbang masih dalam masa pandemi Covid-19, sehingga keselamatan dan kesehatan jemaah menjadi hal paling utama.***
