Baca Juga: Putuskan Evakuasi WNI di Wuhan Terkait Virus Corona, Jokowi: Bukan di Negara Kita
Menurut dia, langkah yang akan ditempuh Asidewi dalam mengembangkan desa wisata adalah rekayasa sosial dan rekayasa fisik.
Maulidan berujar, Asidewi akan lebih dulu mengutamakan rekayasa sosial agar masyarakat siap dengan konsep pembangunan, terutama karena desa wisata merupakan community based tourism.
Sementara rekayasa fisik atau infrastruktur bisa berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan.
"Poin kami melaksanakan rekayasa sosial. Kami bisa terlibat memberi pelatihan, inkubasi, dan lain sebagainya," katanya.
Terkait konsep pembangunan pariwisata, Ketua Umum Asidewi Andi Yuwono mengatakan, konsep tersebut harus komprehensif dan memenuhi unsur ABCGM (akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah, dan media) dalam pentahelix.
"Pariwisata tidak bisa parsial. Dukungan pentahelix diperlukan, semua (akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah, dan media) adalah mitra strategis mengembangkan desa," katanya.
Dia mengingatkan pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan posisi, potensi, dan peran masyarakat baik sebagai subjek, pelaku, maupun penerima manfaat pengembangan karena dukungan masyarakat turut menentukan keberhasilan jangka panjang pengembangan kepariwisataan.
Adapun dukungan masyarakat dapat diperoleh melalui penanaman kesadaran masyarakat akan arti penting pengembangan kepariwisataan.
Untuk itu, dibutuhkan proses dan pengondisian untuk mewujudkan masyarakat yang sadar wisata.