Putrinya Jadi Korban Gempa Cianjur, Tangis Pilu Seorang Ayah: Tunggu Aku di Surga, Anakku

- 23 November 2022, 10:07 WIB
Rumah rusak akibat gempa di Desa Cibeureum, Cianjur, Jawa Barat, Senin 21 November 2022.
Rumah rusak akibat gempa di Desa Cibeureum, Cianjur, Jawa Barat, Senin 21 November 2022. /Antara/Yulius Satria Wijaya

PR DEPOK - Bencana Gempa yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat masih menghantui para korban yang mencoba bertahan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi (BMKG)melaporkan guncangan masih terjadi di Wilayah Cianjur, dengan kekuatan yang kian melemah.

Update susulan gempa bumi, Cianjur sampai dengan 23 November 2022, pukul 08.00 WIB terjadi 162 kali.

Tercatat Magenito terbesar 4,2 hingga terkecil 1,2, pihak BMKG memberikan imbauan bagi masyarakat di Cianjur untuk tetap waspada.

Baca Juga: Waspada Longsor dan Banjir Bandang usai Gempa Cianjur, Ikuti Imbauan BMKG Berikut Ini

Di sisi lain, duka banyak menyelimuti korban terutama para orangtua yang kehilangan anaknya dalam bencana gempa berkekuatan 5,6 magnitudo yang terjadi pada 21 November 2022 lalu.

Tangis pilu pun terdengar, salah satu ayah korban meninggal dunia Rahman tidak dapat menahan emosinya saat petugas medis membawa putrinya yang berusia 8 tahun ke luar dari kamar mayat.

"Putriku yang cantik," katanya sambil menatap kain kafan putih yang berlumur darah, menutupi tubuh anaknya.

"Tunggu aku di surga, anakku," ucapnya penuh pilu.

Baca Juga: UPDATE Gempa Cianjur: 268 Meninggal dan 22.198 Rumah Warga Rusak

Anggota keluarganya yang lain juga meneteskan air mata, tetapi tangisan Rahman terdengat paling keras.

Pria berusia 31 tahun itu, memutuskan untuk naik ambulans, tidak ingin meninggalkan sisi putrinya saat dia dibawa ke pemakaman keluarga.

Putri Rahman adalah salah satu dari lebih dari 250 orang yang tewas akibat gempa berkekuatan 5,6 yang mengguncang provinsi Jawa Barat di Indonesia pada Senin (21 November).

Di sisi lain, Lilies Suharyati, ibu dari dua anak itu mengungkap rasa khawatirnya tatkala gempa terjadi.

Baca Juga: Kondisi Kelistrikan Usai Gempa, PLN Pulihkan 89 Persen Pasokan Listrik di Cianjur

Pikirannya hanya dipenuhi oleh keselamatan kedua anaknya yang sedang bersekolah, Ridho (10), dan Ridwan (7).

“Saya segera meninggalkan rumah dan langsung menuju ke sekolah mereka. Saya bahkan tidak repot-repot mengunci pintu atau membawa apa pun, ”katanya

Ibu rumah tangga berusia 30 tahun itu mengatakan saat dia sampai di sekolah putranya, dia melihat banyak murid berlumuran darah dan debu.

Semua orang, termasuk guru dan orang tua, menangis tersedu-sedu karena shock dan horor bencana tersebut.

Baca Juga: Belasan Posko Pengungsian Dibuat untuk Tampung 13 Ribu Korban Gempa Cianjur

Suharyati mengatakan dia hanya bisa menemukan anak sulungnya di antara para murid yang panik.

Ternyata putranya yang lain, Ridwan, dibawa ke rumah sakit karena patah pergelangan tangan yang dideritanya ketika sebuah lemari kayu jatuh menimpanya.

Besama Ridho, Suharyati bergegas ke rumah sakit untuk mencari putranya yang terluka.

Baca Juga: Gempa Cianjur Disorot Media Asing, Petugas Berlomba Temukan Korban yang Terperangkap Reruntuhan

Disambangi pihak CNA, Sekolah yang terletak di perbukitan pedesaan pinggiran kota Cianjur itu sepi.

Sebagian dinding luarnya telah runtuh seluruhnya, sementara ruang kelasnya dipenuhi puing-puing dan pecahan kaca.

Topi milik siswa terlihat masih tergantung di salah satu dinding kelas dan ada gelas berisi minuman setengah habis di salah satu meja guru, mengisyaratkan kengerian dan kepanikan yang disebabkan oleh getaran saat semua orang melarikan diri untuk hidup mereka.***

 

Editor: Rahmi Nurfajriani

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah