Lasminingrat pun diberikan penghargaan atas perannya yang sangat besar untuk membangun pendidikan, khususnya untuk perempuan tanah Sunda oleh pemerintah kolonial.
Baca Juga: Doa Hari Ketujuh Puasa Ramadhan, Dilengkapi Huruf Arab, Latin, dan Terjemahan
Lasminingrat aktif sebagai tokoh pendidikan dan penggerak emansipasi wanita hingga usianya yang ke-80.
Sementara pada masa penjajahan Jepang, Sakola Kautamaan Istri yang didirikannya berubah nama menjadi Sekolah Rakyat, di mana laki-laki mulai diterima sebagai siswa di sana.
Lasminingrat meninggal di usia 94 tahun pada 10 April 1948 dan dimakamkan di belakang Masjid Agung Garut.
Perjuangannya untuk memajukan kaum wanita di Sunda dan mewujudkan pendidikan akhirnya diteruskan oleh kerabatnya.
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Adzan Subuh Hari Ini, 29 Maret 2023 di Kota Palangkaraya dan Kota Banjarmasin
Lasminingrat dan Pahlawan Nasional
Sebelumnya, kembali pada 18 Juli 2007, Lasminingrat pernah diusulkan untuk menjadi Pahlawan Nasional.
Namun, Kementerian Sosial (Kemensos RI) pada Desember 2010, menunda pengajuan tersebut karena ada beberapa data yang harus dilengkapi.
Lalu pada 2021, Pemkab Garut kembali mengusulkan Lasminingrat sebagai Pahlawan Nasional. Namun, pengajuan tersebut kembali tertunda pada 2023 dan akan kembali diusulkan pada 2024, karena adanya berkas yang harus diperbaiki.