Ia juga tercatat sebagai wanita satu-satunya yang pintar berbahasa Belanda di masanya.
Perjuangannya di dunia kepenulisan dibuktikan dengan adanya buku Carita Erman yang diterjemahkan dari Christoph Von Schmid dan Warnasari dan Roepa-roepa dongeng.
Kedua buku tersebut menjadi buku pelajaran yang tersebar ke seluruh luar pulau Jawa dengan bahasa Melayu.
Baca Juga: BPNT April 2023 Cair Berapa? Berikut Info Besaran Dana Bantuan dan Syarat Penerima
Setelah Menikah, Raden Ayu Lasminingrat beralih ke pendidikan khusus perempuan dan mendirikan Sekolah Kautamaan Puteri di tahun 1911 setelah memberikan dukungan pada Dewi Sartika untuk mendirikan Sakola Kautamaan Putri.
Raden Ayu Lasminingrat juga mendapat julukan Sang Pemula yang memiliki arti kekaguman yang mendalam untuk seorang perempuan yang berbeda dengan perempuan lainnya.
Kecerdasannya di dunia kepenulisan berhasil menyadur banyak karya yang populer di Eropa. Ia memiliki tujuan dengan adanya karya orang-orang bisa membaca karya penulis Eropa.
Meskipun nama Raden Ayu Lasminingrat tidak sering di dengar seperti tokoh wanita lainnya akan tetapi, karyanya cukup populer di banyak kalangan.
Salah satu jejak perjuangannya masih berdiri hingga saat ini yaitu sebuah bangunan yang dijadikan bangunan Cagar Budaya di Kota Garut. ***