Pilkada Depok 2020: Antara Imam Budi Hartono dan Mohammad Idris, Calon Potensial Wali Kota Depok ala PKS

28 Januari 2020, 15:49 WIB
DUA calon potensial Wali Kota Depok, Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono.* /Instagram @mohammadidris @imambhartono/

PIKIRAN RAKYAT - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak ingin dominasinya yang sudah lama memimpin Kota Depok selama 15 tahun belakangan, runtuh begitu saja.

Kini, mereka mengusung tiga kader terbaik sebagai bacalon wali kota yang bakal bertarung dalam Pilkada Depok 2020.

Mereka adalah Imam Budi Hartono, Hafid Nasir, dan T Farida Rahmayanti. Ketiga orang itu bakal didongkrak elektabilitas dan popularitasnya sedari Februari hingga Maret nanti, sebelum akhirnya DPP PKS menetapkan satu nama.

Baca Juga: Mulai 1 Februari, Polda Metro Jaya Resmi Terapkan Sistem Tilang Elektronik bagi Pengendara Sepeda Motor

Pertanyaannya kemudian, bagaimana nasib calon petahana Mohammad Idris yang dulu diusung oleh PKS?

Anggota DPRD Depok Fraksi PKS, Ade Supriyatna, menjelaskan, tak ada namanya Idris sebagai bacalon adalah cara agar publik mengetahui bahwa ada calon alternatif berasal dari kader asli PKS.

"Wali Kota Mohammad Idris itu bukan kader PKS. Jadi, harapan kami yang maju untuk memimpin Depok 5 tahun ke depan adalah seorang kader," katanya saat dihubungi melalui sambung telepon pada Senin, 27 Januari 2020.

Dari ketiga bacalon itu, kata Ade, sosok Imam Budi Hartono yang paling diunggulkan berdasarkan hasil pemilihan internal DPD. Saat ini mesin politik PKS tengah berupaya menggenjot elektabilitas dan popularitas ketiga calon melalui tiga cara.

Baca Juga: Akibatkan Banyak Korban, Warga Minta Pemerintah Segera Perbaiki Wajah Jalan Depok yang Bopeng-bopeng

"Pertama, kami akan promosi gagasan melalui diskusi publik yang mengusung permasalahan kota. Kedua, blusukan ke masyarakat dan sowan ke figur sentral Depok. Terakhir, promosi ke berbagai media massa," katanya.

Calon potensial yang bakal diusung PKS

Bila DPD PKS menjagokan Imam Budi Hartono, tentu mereka harus melihat realitas politik elektoral yang ada. Karena, hasil survei elektabilitas masih dipegang oleh calon petanhana alias Mohammad Idris.

Direktur Pusat Kajian dan Politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana, menilai peta kekuatan politik di Depok masih berkutat pada pertarungan antar calon petahana.

Baca Juga: Bau Tak Sedap Semakin Terasa, Pemkot Depot Sulap TPA Cipayung dengan Plastik Raksasa

"Calon lain, kemungkinan sulit bersaing melawan Mohammad Idris dan Pradi Supriatna. Prediksi saya, nanti mereka head to head pada pilkada nanti," katanya saat dihubungi pada Selasa, 28 Januari 2020.

Apa yang diungkap Aditya bisa saja kejadian, bila berkaca pada dinamika politik jelang Pilkada Depok 2015 lalu.

Saat itu, harapan Imam Budi Hartono untuk maju dalam pilkada begitu menggebu, menyusul telah kantongi restu DPD PKS. Akan tetapi, harapannya bertepuk sebelah tangan, seiring keputusan DPP PKS yang memutuskan untuk mengusung Mohammad Idris.

Baca Juga: Penerimaan Mahasiswa Baru UI Sudah Dekat, Simak 7 Fakta Menarik Mengenai Kampus di Depok ini

Kalkulasi politik PKS ketika itu terbayar tunai dengan kemenangan mutlak Mohammad Idris-Pradi Supriatna yang meraup suara 60 persen lebih, sekaligus melanggengkan dinasti politik PKS selama tiga periode beruntun.

Sosok Imam Budi Hartono, kata Ade, adalah pilihan tepat bagi PKS guna meneruskan dominasinya di Depok. Karena punya jiwa kepemimpinan dan matang dalam berpolitik.

"Imam sudah jadi anggota DPRD Depok sejak tahun 1999 dan DPRD provinsi sedari 2009. Dia juga punya cara pikir out of the box dalam konsep pembangunan. Itu modal cukup untuk menyaingi reputasi Mohammad Idris," ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler