Gus Sholah Wafat, MUI Depok: Kematian Seorang Ulama, Sama dengan Kematian Alam

3 Februari 2020, 21:05 WIB
MUI Depok melalui Sekum Nurwahidin menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Gus Sholah.* /ROHMAN WIBOWO/PR

PIKIRAN RAKYAT - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, berduka atas wafatnya tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH Solahudin Wahid (77) pada Minggu 2 Februari 2020 pukul 20.59 WIB.

Sekum MUI Kota Depok, Nurwahidin pun menanggapi dengan mengatakan Indonesia telah kehilangan figur pemersatu bangsa.

"Almarhum Gus Sholah bukan hanya dikenal sebagai ilmuwan Islam, tapi juga jadi sosok yang menguatkan ukhuwah islamiyah di tengah-tengah umat Islam di Indonesia," katanya saat ditemui di gedung MUI Depok.

Baca Juga: Satu Warga Depok Diduga Meninggal karena DBD, Dinkes Lakukan Investigasi 

Dia memandang Gus Sholah sebagai figur yang mampu merangkul hingga menyatukan setiap ragam perbedaan faksi Islam di Nusantara.

Selain itu, mendiang adalah panutan dalam menegakkan syariat Islam yang penuh kesantunan, keteladanan, dan kearifan. Tak ayal, 'alam' Indonesia kehilangan sosok itu.

"Mautul alim, mautul alam, yang artinya kematian seorang ulama sama dengan Kematian alam," katanya.

Dia bercerita kala pertemuannya yang untuk kali pertama dan terakhir dengan Gus Solah. "Saat itu saya bertemu dalam acara di Pondok Pesantren KH Hasyim Muzadi. Sontak saya makin mengagumi mendiang. Terlebih dalam ilmu tasawuf," katanya.

Baca Juga: Polri Kembali Lakukan Olah TKP Kasus Penemuan Mayat di Danau UI Depok Tahun 2015 Silam 

Nurwahidin mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar bisa mengambil hikmah dan keteladanan Gus Sholah bagi kebaikan bangsa dan negara.

"Sumbangsih mendiang yang paling terasa bagi republik ini adalah sebagai figur yang bisa mengokohkan persaudaraan antar umat Islam, bahkan umat antar agama," ucapnya.

Dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari laman NU Online, Gus Solah pernah menentang wacana NKRI bersyariah yang sempat heboh beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Kisah Mistis Jembatan Panus Depok Peninggalan Kolonial Belanda 

Menurutnya, NKRI bersyariah itu tidak ada karena ada kepentingan yang lebih besar, yaitu persatuan Indonesia.

"Kemajemukan Indonesia menjadi suatu berkah yang harus dijaga oleh semua orang yang hidup di Indonesia," ucap Gus Sholah dalam situs NU online.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler