Kembali Terulang, Kasus yang Diduga SARA Terjadi di Pemilihan Ketua OSIS SMA Negeri di Depok

13 November 2020, 14:56 WIB
Ilustrasi diskriminasi. /Pixabay./

PR DEPOK – Baru-baru ini tersiar kabar viral di media sosial Twitter yang diduga terjadi kasus suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam pemilihan ketua OSIS di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Depok.

Kasus yang diduga memiliki unsur SARA tersebut menimpa kepada salah satu calon ketua OSIS SMAN 6 Depok yang telah terpilih, berinisial EC.

EC dikabarkan telah memenangkan pemilihan ketua Osis SMAN 6 Depok periode 2020-2021 melalui voting dengan mengalahkan 8 calon ketua osis lainnya, dan memperoleh suara 43,55 persen.

Baca Juga: Soroti Habib Rizieq Shihab, Gus Choi: Jangan Hanya Kritik, Apresiasi Juga Pemerintahan Jokowi

Namun, beberapa oknum dari sekolah meminta untuk membatalkan kemenangan EC dan mendesak untuk dilakukan voting ulang. Alasannya diduga karena latar belakang agama EC yang non muslim.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI, kasus tersebut diviralkan oleh pemilik akun twitter @Donny5cm.

EC pun akhirnya memilih mengundurkan diri sebagai peserta pada voting ulang ketua osis di SMAN 6 Depok tersebut.

Penyataan EC tersebut tercantum pada gambar tangkapan layar yang diunggah akun twitter @Donny5cm.

Baca Juga: Penelitian Terbaru: Pasien Sembuh Covid-19 Berpotensi Alami Sakit Mental

Selamat malam semuanya, sebelumnya terima kasih kepada teman, kaka kelas, alumni, Bapak Ibu Guru atas semua dukungan doa, support bahkan membantu secara langsung, baik dengan cara mempromosikan, mengorbankan waktu dan sumbangsih pemikirannya. EC minta maaf kalau EC harus mengambil keputusan dengan berlapang dada dan ikhlas bahwa EC harus mundur dari pemilihan Calon Ketua Osis SMAN 6 Depok periode 2020-2021. Karena terdapat prinsip-prinsip yang tidak sesuai untuk melakukan pemilihan ulang."

“EC juga minta maaf karena tidak bisa mewujudkan harapan dari teman-teman, yang sudah mendukung, biarlah ini menjadi pelajaran agar lebih baik kedepannya dan bagi Teman-Teman yang masih bertahan, selamat berjuang."

"Akhir kata dari saya, Salam Keadilan, Salam Persatuan, dan Salam Perjuangan. Hidup Pendidikan Indonesia! Terima Kasih," kata EC.

Sebelumnya, kasus serupa sempat terjadi di SMAN 58 Jakarta, yang juga viral di media. Atas kejadian tersebut, dunia pendidikan Indonesia pun menjadi sorotan publik.

Baca Juga: Tagar 'SavePapuaForest' Trending, Perusahaan Korsel: Kebakaran Dipicu Warga yang Berburu Tikus Tanah

Dalam kasus pemilihan Ketua Osis SMAN 58, seorang guru agama berinisial TS, meyampaikan instruksi yang diduga mengandung unsur SARA dalam sebuah grup WhatsApp (WA).

TS menulis penyataan di dalam grup WA tersebut yang meminta para siswa untuk tidak memilih pasangan calon ketua Osis nomor urut 1 dan 2. Alasannya karena persoalan latar belakang agama.

“Assalamualaikum hati-hati memilih Paslon 1 dan 2 calon non-Islam," kata TS dalam percakapan grup WA tersebut, pada Selasa, 27 Oktober 2020.

Kasus ini akhirnya ditangani oleh Polres Jakarta Timur atas laporan warga dengan dugaan SARA. ***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler