Pendidikan di Depok Belum Merata, 117 Orang Tuntut Pendirian SMAN 14 di Kecamatan Beji

- 4 Februari 2020, 12:33 WIB
WARGA Beji bersama Dewan Kesehatan Rakyat menggelar unjuk rasa di Balai Kota Depok tuntut pembangunan SMAN 14 Depok di Beji pada Senin, 3 Februari 2020.*
WARGA Beji bersama Dewan Kesehatan Rakyat menggelar unjuk rasa di Balai Kota Depok tuntut pembangunan SMAN 14 Depok di Beji pada Senin, 3 Februari 2020.* /ROHMAN WIBOWO/PR

PIKIRAN RAKYAT - Sarana dan prasarana pendidikan di Depok belum merata. Hal itu disuarakan oleh sekitar 117 orang yang terdiri dari warga Kecamatan Beji dan relawan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR)--yang berunjuk rasa di depan Balai Kota Depok pada Senin, 3 Februari 2020.

Aksi massa didasari atas ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di wilayah Beji, sehingga mempersulit rakyat untuk memperoleh akses pendidikan.

Alasan unjuk rasa diperkuat dengan regulasi aturan penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang memakai sistem zonasi.

Baca Juga: Tugu Sawangan, Simbol Perjuangan Rakyat Depok Tempo Dulu 

Akibatnya, warga harus bertaruh nasib dengan mendaftar ke sekolah negeri di luar Beji, misal di Pancoran Mas.

Sayangnya, kesempatan lulusnya kecil, mengingat jumlah sekolah di sana pun terbatas dan terbiasa mengutamakan warga terdekat.

"Atas dasar itulah, kami menuntut Pemerintah Kota Depok dan Jawa Barat untuk mendirikan SMAN di Beji, menyusul wacana sebelumnya yang akan membangun SMAN 14 Depok di Beji," kata koordinator aksi, Roy Pangharapan.

Wacana itu urung terealisasi, kata Roy, lantaran ada pihak yang tak setuju dengan pendirian SMAN 14 Depok di Beji. Mereka (pihak sekolah swasta) yang tak setuju, berdalih Beji tak punya lahan untuk membangun sekolah itu.

Baca Juga: Seruan Stop Provokasi dari Ulama Indonesia Gencar Dilakukan, Pasca Perusakan Musala di Minahasa Utara 

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x