Terkait Penggunaan Vaksin Sinovac, Pemerintah Masih Tunggu Izin Sementara dari BPOM dan MUI

15 Desember 2020, 19:54 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19/Pixabay/ fernando zhiminaicela /

PR DEPOK - Terkait penggunaan vaksin Sinovac, pemerintah hingga kini masih menunggu Emergency Use Authorization (EUA) atau izin sementara dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengatakannya saat dihubungi di Jakarta, pada Selasa, 15 Desember 2020.

"Masih menunggu persetujuan EUA dari BPOM dan sertifikasi kehalalan dari MUI," ucap dr Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga: ILC Umumkan Episode Terakhir, Mustofa Nahrawardaya: Pastinya Kasus KM 50 Gak Akan Dibuka Lebar-lebar

Seperti diketahui sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac asal Tiongkok tiba di Tanah Air pada Minggu, 6 Desember 2020 yang diangkut menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Izin EUA dibutuhkan untuk mengetahui keamanan penggunaan serta kehalalan dari vaksin produksi Tiongkok tersebut.

dr Siti Nadia menerangkan, izin EUA dari BPOM sebenarnya bisa berjalan secara paralel dengan sertifikasi halal yang akan dikeluarkan oleh MUI.

Baca Juga: Prihatin Banyak Koruptor, Atalia Kamil Ajak Para Istri Jadi Benteng Korupsi di Lingkungan Keluarga

"Jadi ini sedang dikerjakan oleh BPOM dan MUI," ujar Siti Nadia, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Apabila izin EUA dan sertifikasi halal dari BPOM dan MUI sudah keluar, maka vaksinasi pada masyarakat segera dilakukan.

Untuk memperlancar proses vaksinasi, pemerintah telah menyiapkan sebanyak 29.000 vaksinator (pemberi vaksinasi) yang tersebar di sejumlah layanan kesehatan.

Lebih rinci, vaksinator tersebut akan disebar di 10.400 puskesmas, 2000 rumah sakit dan 49 kantor kesehatan pelabuhan di berbagai wilayah Tanah Air.

Baca Juga: Simak Cara Cek Status Penerima BLT UMKM Rp2,4 Juta Melalui E-Form BRI

Secara umum terdapat beberapa alasan pemilihan vaksin Sinovac yang akan disuntikkan pada masyarakat. Pertama, aman, bermutu dan memiliki efikasi tinggi.

Tidak hanya itu, sebelum memutuskan vaksin yang akan dipakai, pemerintah juga melakukan kajian dan masukan dari para ahli terutama penasehat imunisasi nasional atau Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

"Ini yang kemudian mengkaji berdasarkan literatur dan informasi-informasi yang tentunya saintifik dan Sinovac masuk dalam kriteria tersebut," kata Siti Nadia.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler