Pencarian Sriwijaya Air SJ182 Terus Dilakukan, DPR: Temukan Black Box Agar Mudahkan Penyelidikan

10 Januari 2021, 11:35 WIB
Ilustrasi Black Box, kotak hitam berwarna oranye pengungkap kecelakaan pesawat udara. /Fixabay.Com/


PR DEPOK - Tragedi jatuhnya pesawat maskapai Sriwijaya Air SJ182 Jakarta-Pontianak terjadi pada Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Terkait tragedi itu, anggota DPR RI menginginkan agar kotak hitam dari Pesawat Sriwijaya Air SJ182 dapat segera ditemukan.

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo mengatakan hal tersebut dalam keterangan tertulis di Jakarta, pada Minggu, 10 Januari 2021.

Baca Juga: Dikenal Alim, Kerabat Kapten Afwan: Jika ke Rumahnya Muratal Al-Quran akan Terdengar

"Semoga semua korban bisa ditemukan dan black box juga bisa segera ditemukan untuk memudahkan penyelidikan," ucap Sigit, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Ucapan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya turut Sigit sampaikan kepada keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya SJY 182.

Sigit mengutarakan harapannya, semoga tragedi ini akan menjadi kecelakaan pesawat terakhir dan tidak akan terjadi lagi kedepannya.

Baca Juga: KIP Kuliah Diperpanjang, Begini Cara Lakukan Pendaftaran di kip-kuliah.kemdikbud.go.id

“Pencarian korban harus menjadi prioritas termasuk penanganan pihak keluarga yang mencari kepastian tentang nasib keluarganya. Operator dan pemerintah harus memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada pihak keluarga,” ujar Sigit.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB dan diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Usai melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki, pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Baca Juga: Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Hilang Ketinggian Terbang Lebih dari 3.000 Meter dalam Hitungan Detik

Sesuai jadwal awal, pesawat harusnya berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 13.35 WIB, namun keberangkatan ditunda karena adanya faktor cuaca.

Akhirnya pesawat take off pada pukul 14.36 WIB.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.

Baca Juga: Khusus Pemegang KIS, Segera Akses dtks.kemensos.go.id untuk Cek Status Penerima BST Kemensos

Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler