Soroti 20 Ribu Warteg di Jakarta Terancam Bangkrut, Rocky Gerung: Masih Sok Jago Bilang Ekonomi Tumbuh

25 Januari 2021, 14:08 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung. /YouTube Rocky Gerung Official

PR DEPOK - Pengamat politik sekaligus Filsuf, Rocky Gerung, menyoroti isu akan ditutupnya sebanyak 20.000 warung tegal (warteg).

Ketua perkumpulan pemilik warteg mengaku mereka tidak kuat dengan tekanan pandemi Covid-19.

Menurut Rocky Gerung, warung tegal merupakan salah satu indikasi perekonomian rakyat kecil.

Baca Juga: Diduga Pendukung Jokowi Tuai Kritikan Atas Dugaan Rasisme, Muannas Alaidid: Ditangkap Bukan Dikritik!

“Ekonomi rakyat kecil indikasinya adalah kegiatan di warung tegal. Tetapi, soalnya warung tegal saya kira gak dianggap UMKM karena dia bisa mandiri segala macam,” ujar Rocky Gerung dalam kanal YouTube miliknya.

Disampaikan olehnya, 20.000 warteg yang terancam tutup ini menandakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia tidak sedang bertumbuh, seperti yang dikatakan Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu.

“Jadi itu pertanda pertama bahwa ekonomi kita betul-betul sedang terpuruk, atau dengan kata lain, tutupnya warung tegal itu membatalkan asumsi pemerintah bahwa ekonomi sedang bertumbuh,” tuturnya.

Baca Juga: Dorna Sport Perbarui Kalender MotoGP 2021, Bagaimana Nasib Sirkuit Mandalika?

Tak hanya itu, pengamat politik tersebut juga menyinggung soal krisis ekonomi di tahun 1998, di mana ekonomi masih bertahan dan sedikit bertumbuh, lantaran adanya pertahanan konsumsi masyarakat terhadap warung tegal pada saat itu.

Sementara itu, katanya, jika warteg benar-benar tutup lantaran tidak kuat dengan dampak pandemi Covid-19, ia tak bisa menebak apa yang akan diucapkan pemerintah ketika perputaran ekonomi rakyat benar-benar berhenti.

“Kalau 20.000 warteg di Jakarta tutup, itu artinya kira-kira sepersepuluhnya berarti ada 2.000 pemasok telur yang juga bangkrut. 2.000 pemasok telur bangkrut artinya ada 2.000 industri pakan ternak yang juga tutup,” papar Rocky Gerung.

Baca Juga: Simpang Siur Vaksin yang Berbahaya, IDI Sarankan 3 Hal Ini Agar Antibodi Terbentuk Optimal Usai Vaksinasi

Inilah yang ia katakan sebagai multiplier effect, yakni bermula dari seorang buruh yang tidak lagi bisa makan di warteg Jakarta, namun bisa berakibat pula pada tutupnya para peternak ayam di Cipanas.

Ia pun menilai bahwa pemerintah hingga saat ini masih bersikap optimis bahwa perekonomian Indonesia akan bertumbuh.

Padahal, katanya, rakyat sendiri sudah tak lagi meyakini bahwa pemerintah dapat memberikan solusi atas masalah perekonomian mereka.

Baca Juga: Google Desain Ulang Tampilan Hasil Pencarian di Seluler, Berikut Penampakannya

“Pemerintah masih sok jago, ‘kita akan bertumbuh’, bertumbuh dengan cara apa? Kalau separuh dari APBN dipakai buat bayar utang, itu buat bayar bunga utang bahkan. Artinya kita mesti sebut secara kasar bahwa kita pesimis dengan kehidupan. Apa yang jadi tanda optimis kalau warteg yang jadi sumber pertumbuhan rakyat kecil berhenti men-supply energi?” ucap Rocky Gerung.

Oleh karena itu, Rocky Gerung meminta Menteri Sosial, Tri Rismaharini, untuk mendatangi warteg-warteg yang terancam tutup ini.

Menurutnya, Risma seharusnya mensurvei para pemilik warteg ini dan mewawancarai mereka, dan bukan hanya mencari pemulung.

Baca Juga: Imigrasi Konfirmasi 153 WNA China Masuk RI, Tifatul Sembiring: Oh, Ini Kategori Orang Asing yang Diizinkan

“Carilah pemilik warung, wawancara dengan dia. Karena kebanyakan drama sehingga Bu Mensos lupa bahwa bagian yang disebut ekonomi subsisten itu adalah warung tegal. Di situ juga pemulung bisa ngutang, bahkan dengan 5.000 perak warung tegalnya merasa ‘oke karena anda pemulung silakan makan dengan uang seadanya’. Kan itu yang nggak diketahui oleh Mensos,” ujar sang filsuf.

Dengan demikian, katanya, segala drama blusukan menemui pemulung dan gelandangan yang dibuat oleh Risma terbantahkan dengan fakta adanya 20.000 warung tegal yang terancam tutup ini.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler