PR DEPOK - Ramai diperbincangkan di media sosial terutama di Youtube, bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami "full stall" sebelum jatuh di perairan Kepualauan Seribu.
Beredar kabar itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono memberikan klarifikasi dan membantah kabar tersebut.
Bantahan itu diungkapkan Soerjanto dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Rabu, 3 Januari 2021.
“Ada dua media sosial yang mengatakan ada kejanggalan pada pukul 7.40 UTC (14.40 WIB) pesawat Boeing 737 dengan kecepatan 115 knot secara teoretikal itu sudah ‘stall’ jadi ‘moment of truth’ pesawat ini sudah ‘stall’. Hal ini tidak benar,” ujar Soerjanto.
Tak hanya itu, di media sosial adapula pernyataan lain yang menyebutkan bahwa berdasarkan “ground speed” 115 knots ini indikasi keras bahwa pesawat terkena full stall dan akan sulit di-recover dengan ketinggian seperti itu.
Di dalam data kotak hitam Flight Data Recorder (FDR), dijelaskan Soerjanto, bahwa menunjukkan sejak ketinggian pesawat berkurang, pesawat mengalami penambahan kecepatan, sedangkan kecepatan 115 knots di data flightradar.24 merupakan ground speed.
Baca Juga: Login prakerja.go.id untuk Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12 Tahun 2021, Seperti Ini Caranya
Lanjutnya mengungkapkan, bahwa pada pencarian awal, puing pesawat tipe Boeing 737-500 ditemukan tersebar di lebar 80 meter, panjang 110 meter kedalaman 16-23 meter, dengan beberapa bagian yang ditemukan mewakili seluruh bagian di depan hingga belakang.
“Pesawat ini tidak mengalami ledakan sebelum membentur air. Pesawat secara utuh membentur air, tidak ada pecah di udara,” ujar Soerjanto.
Lanjutnya menjelaskan, bahwa kondisi mesin turbin dinyatakan masih dalam keadaan hidup. Kondisinya rontok hal ini diprediksi bahwa turbin masih berputar saat membentur air.
Sejak data kotak hitam “Flight Data Recorder” pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan pada 13 Januari 2021, KNKT telah mengunduh data tersebut, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Di dalamnya terdapat 370 parameter dengan kondisi semuanya yang masih dalam keadaan baik.
Treatment khusus perlu dilakukan sebelum dilakukannya pengunduhan data tersebut.
Baca Juga: Cara Mencairkan BLT BPUM UMKM Rp2,4 Juta, Cek Nama Penerima di Link eform.bri.co.id/bpum
Sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Senin, 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB, sistem pesawat Sriwijaya Air SJ 182, dinyatakan KNKT masih berfungsi dan mampu mengirim data.
Data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia) telah dikumpulkan oleh KNKT.
Berdasarkan data tersebut, ditunjukkan pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut, dan pesawat berada pada ketinggian 10.900 kaki pada pukul 14.40 WIB.
Sejak pukul 14.40 WIB tercatat pesawat turun dengan cepat dengan data terakhir pesawat berada pada ketinggian 250 kaki.***