Max Sopacua Serukan KLB Digelar Agar Demokrat Tak Jadi Partai Keluarga, Yan Harahap: Sudah Pak Tua, Ikhlaskan

23 Februari 2021, 12:50 WIB
Politisi Partai Demokrat, Yan Harahap. /Instagram @yanharahap

PR DEPOK  Kader senior Partai Demokrat hingga saat ini masih menyuarakan kritik soal kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Bahkan, sejumlah kader senior tersebut mendesak agar Kongres Luar Biasa (KLB) segera dilaksanakan.

Salah seorang kader yang bersuara keras soal KLB ini adalah Max Sopacua yang menilai kondisi partai akan lebih baik jika KLB tersebut diselenggarakan.

Baca Juga: Sesalkan Ucapan Anies Baswedan Soal Anak Bermain di Air Banjir, Guntur Romli: Ia Ralat Setelah Membawa Celaka

Ia dan sejumlah kader senior lain menganggap bahwa pengangkatan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat melalui kongres tahun 2020 tidak sesuai dengan tata tertib.

Menurut Max, pihaknya ingin mengembalikan tujuan awal dari Partai Demokrat dan tidak ingin partai tersebut seolah menjadi partai keluarga SBY.

Pernyataan Max Sopacua ini lantas mendapat tanggapan dari Deputi Balitbang Partai Demokrat, Yan Amarullah Harahap.

Baca Juga: Klasemen Liga Spanyol, Sevilla Lompati Barcelona Setelah Menang 2-0 Atas Osasuna

Dalam pernyataannya, Yan menyarankan agar pihak yang disebutnya sebagai “Pak Tua” membiarkan para kader muda partai untuk berkreasi dan memperjuangkan partai.

Cuitan Yan Harahap.

Sudah lah ‘Pak Tua’, ikhlaskan para anak muda itu berkreasi dan berjuang,” cuit Yan melalui cuitan di akun Twitter pribadinya pada Selasa, 23 Februari 2021, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Tak hanya itu, ia menuliskan, akan lebih baik jika kader senior Partai Demokrat itu memberikan kesan yang baik, agar nantinya ia dapat dikenang oleh publik.

Baca Juga: Azis Syamsuddin: Revisi UU ITE Penting dan Layak Masuk Prolegnas 2021

Beri kesan yang baik, agar Anda dikenang,” tutur Yan Harahap menambahkan.

Untuk diketahui, belum lama ini sempat beredar isu yang menyebutkan bahwa kepemimpinan Partai Demokrat akan diambil alih dengan cara mengkudeta AHY dari posisinya sebagai Ketua Umum.

Bahkan, mencuat tudingan yang menyebut Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, adalah orang yang berusaha untuk mengambil kursi Ketua Umum partai dengan motto Nasionalis-Religius itu.

Baca Juga: Kritik Giring ke Anies Disebut Kerdil, Pasha: Jangan Meresahkan, Apa Bro Sudah Teruji dalam Kelola Daerah?

Isu kudeta ini pertama kali diungkap oleh AHY dalam konferensi pers yang diadakan pada Senin, 1 Februari 2021.

Konferensi pers ini digelar untuk membahas mengenai dugaan adanya upaya pengambilalihan Partai Demokrat oleh pihak yang disebutnya berada di lingkaran istana.

Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo,” demikian pernyataan AHY dalam konferensi pers tersebut.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Istiqlal Kaderisasi Ulama Perempuan yang Kaji Alquran dalam Perspektif Kesetaraan Gender

Isu ini tak lama dibantah oleh Moeldoko, sebagai pihak yang dituding ingin mengambil alih Partai Demokrat.

Kendati ia mengakui memang sempat menemui sejumlah kader Demokrat, namun tujuannya bukan untuk membicarakan soal gerakan politik untuk kudeta AHY.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler