PR DEPOK - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, baru-baru ini disebut-sebut sudah sejak lama memiliki keinginan kuat untuk bisa berada di lingkaran kekuasaan.
Bahkan untuk meraih keinginannya itu, sebelum ke Partai Demokrat, Moeldoko dikabarkan sempat menemui Jusuf Kalla agar bisa menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng dari tulisan Hamid Awaluddin yang mengatakan Moeldoko menemui Jusuf Kalla untuk didukung jadi Ketum Partai Golkar.
Baca Juga: Moeldoko Terima Jabatan Ketum Demokrat Tapi Bukan Kader, Gatot Nurmantyo: Memalukan!
Kabar ini pun lantas menuai berbagai tanggapan, salah satunya dari Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Yan Amarullah Harahap.
Yan Harahap sangat menyayangkan sikap Moeldoko yang ternyata memang sudah sejak dulu memiliki niat “merampas” partai orang lain.
Seandainya, kata Yan Harahap, Moeldoko mendirikan partai sendiri pasti akan terlihat lebih terhormat dan reputasinya tetap terjaga.
Namun, lanjutnya, jika keadaannya seperti sekarang ini, semua citra baik yang dimiliki Moeldoko hilang dalam sekejap.
“Andai mendirikan Parpol sendiri, Moeldoko jauh lebih terhormat. Dengan mencoba ‘merampas’ Partai org lain, reputasinya pun ‘musnah dalam sekejap,” kata Yan Harahap seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter pribadinya @YanHarahap.
Selain itu Yan Harahap juga menyebut “usaha” Moeldoko dalam memenuhi keinginannya untuk berkuasa, tidak hanya merusak integritasnya. Tetapi juga membuat malu orang-orang terdekatnya.
“Integritas sudah hancur. Istri, anak dan cucu, pun turut malu akibat ‘syahwat’ berkuasa yang menghalalkan segala cara,” ujar dia.
Lebih lanjut Yan Harahap mengatakan bahwa sebagai pejabat negara terlebih dengan posisi jabatan KSP, Moeldoko telah melanggar etika.
Menurut Yan, Moeldoko sudah menyalahgunakan jabatan dan kekuasaannya sehingga bisa megambilalih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.
“Sebagai pejabat publik, Moeldoko telah melanggar etika. Selain itu ia jg menyalahgunakan jabatan & kekuasaan yg ada padanya sebagai KSP, sehingga secara tanpa hak mengambilalih kepimpinan PD @AgusYudhoyono yang sah. Andai anak buah saya, sdh pasti sy pecat! Kl Pak @jokowi gmn?” ucap dia tegas.
Diketahui, Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat untuk periode 2020-2025 versi Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Deli Serdang, Sumatra Utara pada Jumat, 5 Maret 2021.***