Dukung Kebijakan Impor Beras, Arif Poyuono: Impor Beras Itu Penting agar Beras Jadi Murah

26 Maret 2021, 09:45 WIB
Mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Arief Poyuono . /ANTARA/Pamela Sakina

PR DEPOK - Kebijakan impor beras belakangan ini santer diperbincangkan publik. 

Banyak pihak yang tegas menolak kebijakan tersebut lantaran mulai memasuki musim panen dan tentunya akan membuat pasokan beras melimpah. 

Selain itu, kebijakan impor beras juga dinilai bisa merugikan petani lokal. 

Baca Juga: Soal Wacana Impor Beras, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi: Kami Tegas Menolak

Namun hal tersebut ditanggapi berbeda oleh mantan Wakil Ketua Umum partai Gerindra, Arief Poyuono. 

Arief Poyuono justru mendukung kebijakan impor beras yang dicanangkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. 

Melalui akun Twitter pribadinya @bumnbersatu, ia menjelaskan bahwa pendapatan masyarakat menurun sejak terjadinya pandemi Covid-19. 

"Covid 19 sebabkan mayoritas pendapatan masyarakat menurun," kata Arief Poyuono seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Jumat, 26 Maret 2021.

Baca Juga: Gelar Konferensi Pers, Partai Demokrat Versi KLB Singgung Korupsi Hambalang hingga Tuding SBY Otoritarian

"klo harga beras mahal yg rakyat bisa ngamuk ke @jokowi jd impor beras itu penting,untuk beras jd murah," ucapnya.

Kemudian, Arief juga menceritakan peristiwa jatuhnya Presiden Soeharto karena harga sembako yang mahal di masa krisis ekonomi. 

"97-98 Suharto jatuh krn sembako langka & mahal di saat krisis ekonomi," ujar Arief menambahkan. 

Baca Juga: Kubu Moeldoko Gelar Konferensi Pers di Hambalang, Teddy Gusnaidi: Emang Kenapa? Gak Masalah Kan?

Berkaca dari peristiwa tersebut, ia menuturkan bahwa pihak yang menolak kebijakan impor beras sama saja dengan ingin melihat Jokowi jatuh seperti Soeharto.

"yg nolak impor beras kepingin jokowi jatuh," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kebijakan impor beras itu dilakukan menurut Mendag untuk upaya berjaga-jaga sebagai pemenuhan stok di Bulog. 

Muhammad Lutfi mengatakan bahwa daya serap gabah oleh Bulog pada Maret begitu rendah, di mana faktor musim hujan berdampak pada basahnya gabah.

Baca Juga: Bongkar Kedok Penipuan Rekrutmen Karyawan Bank BNI, Polisi Sebut Tersangka Pakai Email dan Website Palsu

"Jadi hitungan saya stok akhir Bulog yang 800 ribu, dikurangi stok impor 300 ribu ton. Berarti stok itu tidak mencapai 500 ribu ton, ini yang paling rendah dalam sejarah Bulog," kata Muhammad Lutfi.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Twitter @bumnbersatu

Tags

Terkini

Terpopuler