PR DEPOK - Aksi bom bunuh diri telah terjadi di Gereja Katedral, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada pukul 10.20 WITA Minggu, 28 Maret 2021 kemarin.
Insiden tersebut mengakibatkan dua pelaku meninggal dunia dan 20 orang alami luka-luka ringan hingga berat.
Banyak pihak yang mengutuk aksi bom bunuh diri tersebut, dari mulai Presiden Joko Widodo (Jokowi), para politisi hingga tokoh-tokoh agama.
Insiden itu juga disoroti oleh mantan politisi partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitternya@FerdinandHaean3.
Cuitannya kali ini tampak tak berfokus pada aksi bom bunuh diri tersebut, melainkan membahas soal Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Selaku pihak yang sering mengkritik Anies Baswedan, Ferdinand mempertanyakan simpati Gubernur DKI Jakarta itu, yang belum memberikan tanggapan terkait insiden bom bunuh diri di Makassar kemarin.
"Nies, saya blm lihat ada di cuitanmu mengutuk pelaku bom di Katedral Makasar, Kenapa Nies?," kata Ferdinand seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Senin, 29 Maret 2021.
Kemudian Ferdinand menyampaikan dua kemungkinan dari Anies Baswedan yang belum memberikan respons apa-apa soal insiden itu.
Kemungkinan yang disampaikan dalam bentuk pertanyaan itu pertama adalah Anies Baswedan belum mengetahui insiden bom tersebut.
Kemungkinan kedua seolah menyindir, dikatakan Ferdinand, Anies Baswedan merasa tak enak untuk mengutuk aksi bom bunuh diri itu.
"Belum tau ada bom? Atau merasa ngga enak mengutuk? @aniesbaswedan," ucapnya menambahkan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, aksi bom bunuh diri tersebut terjadi di sela pelaksanaan ibadah Misa.
Berdasarkan hasil penyelidikan kedua pelaku bom bunuh diri tersebut merupakan sepasang suami istri yang baru menikah selama enam bulan.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyebutkan inisial kedua pelaku, yaitu laki-laki dengan inisial L dan perempuan dengan inisial YSF.
Kedua pelaku, lanjut dia, diketahui tergabung dalam kelompok militan yang bernama Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kelompok itu menurutnya sempat melakukan aksi serupa yaitu pengeboman di Jolo Filipina.
"Pelaku berafiliasi dengan JAD," kata Argo Yuwono.***