Bantah Vaksin AstraZeneca Mengandung Enzim Babi, Ahli Virus ITB: Tidak Gunakan Tripsin Hewan tetapi Jamur

30 Maret 2021, 21:26 WIB
Ilustrasi vaksin AstraZeneca /Prasetyo Bagus P//ANTARA foto/do.antara

PR DEPOK - Virologis atau ahli virus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Aluicia Anita Artarini membantah vaksin Covid-19 Astra Zeneca tidak mengandung tripsin (enzim) babi.

Menurutnya, vaksin AstraZeneca mengandung tripsin yang menyerupai jamur.

"AstraZeneca tidak menggunakan tripsin hewan pada proses produksinya dan di akhir, tripsin itu tidak ada," katanya dikutip Pikiranrakyat-Depok dari Antara pada Selasa, 30 Maret 2021.

Baca Juga: Bertambah 3 Orang Terduga Tersangka Bom Bunuh Diri di Makassar, Salah Satunya Jadi Motivator Soal Aksi Jihad

Keterangan itu, kata Anita, terdapat dalam dokumen AstraZeneca dan tim Oxford yang melakukan uji klinis.

Tripsin menyerupai jamur itu juga tidak dimasukkan ke dalam formula vaksin yang dipakai, melainkan digunakan sebagai pemotong sel mamalia yang dibeli AstraZeneca dari pemasok Bank Sel.

"Itu adalah enzim yang mirip dengan aktivitas tripsin dan dari jamur yang dibuat dengan cara rekombinan," ucapnya.

AstraZeneca dan Oxford membeli sel HEK 923 dari pemasok bernama Thermo Fisher sebagai salah satu bahan pembuatan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Dianggap Sampaikan Ajaran Ekstrem, Said Aqil Siradj: Wahabi dan Salafi Itu Benih Pintu Masuk Terorisme

Sel mamalia bersifat menempel pada tempatnya, sehingga ini akan menyulitkan proses pertumbuhan jumlah sel untuk menjadi lebih banyak. Oleh sebab itu, peneliti membutuhkan protein enzin tripsin untuk memotong agar sel tidak menempel pada wadah.

"Tripsin ini kalau kelamaan bersama-sama dengan selnya malah mati. Jadi kayak pisau bermata dua, itu dibutuhkan untuk memotong saja pada wadahnya, kalau sudah lepas ya sudah," tuturnya,

Sampai dengan saat ini, lanjutnya, hanya sel HEK 923 yang bisa memperbanyak adenovirus. Sel ini tidak hanya dipakai bagi vaksin Covid-19, tapi itu digunakan vaksin-vaksin lain.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca merupakan salah satu bentuk baru vaksin yang berisi DNA Adenovirus yang dimodifikasi dengan menghilangkan gen E1 dan E3.

Baca Juga: Partai Demokrat versi KLB Belum Lengkapi Dokumen, Andi Arief: Tetap Waspada, Mereka Berupaya Rebut Kantor DPP

Selanjutnya, ini diselipkan materi genetik protein spike Sars-Cov-2 sebagai penyebab Covid-19.

Sementara itu, DNA Adenovirus mengandung gen spike yang ditransformasi ke bakteri E coli yang dimurnikan sebelum dimasukkan ke sel HEK293 yang merupakan sel mamalia.

"Sel mamalia ini kalau belum punya, kita bisa beli di mana saja. Yang dilakukan oleh Oxford AstraZeneca adalah membeli HEK293 dari sulier Thermo Fisher," ujarnya.

HEK293 dilepaskan dari pelat dengan menggunakan enzim tripsin untuk mempercepat reaksi biokimia. Selanjutnya, sel ini dicuci dengan medium cair di sentrifuga untuk menghilangkan kandungan tripsin.

Dengan demikian HEK293 tidak rusak yang ditambahkan ke medium cair. Sel ini berada dalam larutan suspensi untuk diproses lebih lanjut.

Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar Kartu Keluarga Sejahtera KKS untuk Cairkan BPNT 2021 Total Rp2,4 Juta

"Enzim tripsin digunakan melepas sel inang oleh suplier sebelum dibeli oleh Oxford-AstraZeneca dan tidak bersinggungan langsung dengan vaksin," katanya.

Oxford-AstraZeneca memperbanyak sel HEK293 yang diperoleh dari Thermo Fisher untuk melepaskan sel pada pelat menggunakan enzim TrypLET Select. Enzim ini dari jamur yang dibuat secara rekombinan.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler