Restoran Terancam Denda Rp50 Juta kalau Buka Siang, Teddy Gusnaidi: Seolah Umat Muslim Makhluk ‘Lemah’

15 April 2021, 07:00 WIB
Dewan Pakar PKPI, Teddy Gusnaidi.* /Twitter.com/@TeddyGusnaidi

PR DEPOK – Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi buka suara terkait pemberitaan soal denda restoran yang buka di siang hari.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, Banten melarang restoran, rumah makan, warung nasi, dan kafe berjualan pada siang hari.

Diketahui, pelarangan tersebut diterapkan selama bulan Ramadhan.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 15 April 2021: Apakah Al Berhasil untuk Melakukan Tes DNA Kepada Reyna?

Dalam surat Imbauan Bersama nomor 451.13/335 -Kesra/2021 tentang Peribadatan Bulan Ramadhan dan Idul Fitri, diatur bahwa restoran dan sejenisnya tutup pada pukul 04.30 WIB hingga 16.00 WIB.

Menurut Kepala Bidang Penegakan Produk Hukum Daerah (PPHD) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Serang, Tb Hasanudin, jika ada pengelola rumah makan yang masih nekat beroperasi, maka bisa terancam sanksi berupa hukuman 3 bulan penjara.

Tidak hanya itu, pengelola restoran dan yang lainnya bisa terkena denda maksimal sebesar Rp50 juta.

Baca Juga: Ramalan 6 Zodiak Kamis, 15 April 2021: Virgo, Mengapa Biarkan Orang Lain Menginjak Anda?

Atas pemberitaan tersebut, Teddy Gusnaidi menilai bahwa umat Islam dianggap makhluk yang lemah, rapuh, dan mudah tergoda imannya.

Ia juga berpendapat bahwa peraturan tersebut seolah mengatakan bahwa puasa seseorang pasti batal karena melihat sebuah restoran yang buka di siang hari.

“Seolah2 umat muslim itu mahluk lemah, rapuh, mudah tergoda & tdk py kekuatan iman, sehingga jika ada restoran buka di siang hari, puasanya pasti batal,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter-nya pada Kamis, 15 April 2021.

Baca Juga: Ramalan 6 Zodiak Kamis, 15 April 2021: Aquarius Kebingungan hingga Cancer Khawatir pada Kesehatan Pasangan

Teddy Gusnaidi pun mempertanyakan, apabila ‘ujian’ tersebut ditutup, maka untuk apa ada ujian.

Ia lantas merasa heran, mengapa isu seperti yang terjadi di daerah Banten itu masih ada.

“Jika ujiannya ditutup, lalu utk apa ada ujian? Kok beginian masih ada ya?” tuturnya.

Tangkapan layar.*

Lebih lanjut dalam cuitannya, ia juga mempertanyakan, pihak mana yang sebenarnya sedang diberi ‘ujian’ itu.

“Yg berpuasa siapa, yg dikasih ujian siapa,” ucap Dewan Pakar PKPI tersebut.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler