PR DEPOK – Jakarta Research Center (JRC) baru-baru ini merilis hasil survei terkait partai politik (parpol) yang menguasai DKI Jakarta.
Hasil survei tersebut menunjukkan PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menguasai DKI Jakarta, diikuti oleh Partai Golkar.
Direktur Komunikasi JRC, Alfian pun telah mengungkapkan penjelasannya terkait hasil survei tersebut.
“Elektabilitas PDIP pada survei yang dilakukan pada 1-10 April 2021 mencapai 20,09 persen, tidak jauh berbeda dari hasil Pileg 2019, yakni sebesar 22,6 persen,” ujar Alfian.
Sementara itu, peringkat tiga besar yang sebelumnya dikuasai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah digeser oleh PSI dan Golkar.
Alfian mengatakan bahwa PSI yang sebelumnya meraih 6,8 persen suara dalam Pileg 2019, melonjak menjadi 15,4 persen dan menduduki urutan kedua.
“Sedangkan Golkar dari 5,1 persen naik menjadi 8,3 persen, memantapkan diri dalam jajaran tiga besar,” tuturnya.
Baca Juga: Login efrom.bri.co.id/bpum untuk Cek Daftar Nama Penerima Banpres BPUM BLT UMKM 2021
Urutan berikutnya, kata Alfian, adalah PKS yang terjun bebas dari 15,5 persen pada Pileg 2019 menjadi 7,6 persen.
Hal sebaliknya dialami Partai Demokrat yang mengalami sedikit kenaikan, yakni dari 5,2 persen menjadi 7,1 persen.
“Gerindra juga jeblok dari 15,8 persen menjadi hanya 5,6 persen,” kata Alfian seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Senin, 19 April 2021.
Menurutnya, meski PDIP unggul, tetapi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu cenderung mengalami stagnasi.
Baca Juga: Ditanya Naksir Billy Syahputra atau Tidak, Jawaban Memes Prameswari: Semua Orang Pasti Suka Dia
Baca Juga: Akses eform.bri.co.id/bpum Pakai NIK KTP untuk Cek Penerima BPUM Tahap 2
Sedangkan di sisi lain, PSI berhasil meningkatkan elektabilitasnya lebih dari dua kali lipat perolehan hasil Pemilu 2019.
“Jika terus meningkat, PSI bisa menyalip dan menjadi parpol terbesar di DKI Jakarta,” ujarnya melanjutkan.
Ia menilai bahwa sikap kritis wakil rakyat dari PSI di DPRD DKI Jakarta selama ini berkontribusi terhadap kenaikan elektabilitas parpol tersebut.
“Seperti isu banjir, rumah DP 0 persen, dan transparansi anggaran. Sementara pemilih Jakarta cenderung rasional dan sangat melek informasi,” katanya lagi.
Di samping itu, dikatakan Alfian, dua parpol utama pengusung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yakni Partai Gerindra dan PKS justru rontok.
“Kinerja Anies yang tidak menunjukkan prestasi signifikan turut memberi disinsentif bagi parpol-parpol pengusung-nya,” ucap Alfian.***