Tak Anggap Serius Kehebohan Bipang Ambawang, Aidul: Bisa Jadi Pak Jokowi Gak Tahu, Dikiranya Camilan Manis

8 Mei 2021, 19:30 WIB
Mantan Ketua Komisi Yudisial (KY), Aidul Fitriciada Azhari. /Muhammad Iqbal/Antara

PR DEPOK – Mantan Ketua Komisi Yudisial (KY), Aidul Fitriciada Azhari tak menganggap serius kehebohan yang terjadi terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut bipang Ambawang (babi panggang) sebagai oleh-oleh mudik lebaran 2021.

Aidul Fitriciada mengatakan bisa saja ketika menyebut bipang Ambawang, Jokowi tidak tahu makanan tersebut, dan malah mengiranya adalah camilan manis.

Bisa jadi Pak Jokowi nggak tahu soal Bipang Ambawang. Mungkin dikiranya kayak cemilan manis,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @AidulFa pada Sabtu, 8 Mei 2021.

Baca Juga: Minta Publik Tak Terkecoh dengan Pidato 'Bipang', Said Didu: Sengaja untuk Alihkan Perhatian dari Isu Sensitif

Sebelumnya, beredar video Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disiarkan stasiun televisi swasta dan viral di media sosial Twitter.

Video tersebut viral lantaran diunggah oleh warganet dengan akun @BossTemlen pada Jumat, 7 Mei 2021. Sontak saja pernyataan Jokowi itu menimbulkan kegaduhan di media sosial Twitter.

Pada potongan video tersebut, Jokowi mengatakan menjelang lebaran yang masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan bersama.

Baca Juga: Tak Ingin Disangka Bolos Rapat Paripurna oleh Najwa Shihab, Krisdayanti: Geser Dikit Aku nya Gak Kefoto

Kemudian, Jokowi pun mengajak masyarakat untuk membeli makanan khas daerah secara online agar bisa dijadikan oleh-oleh pada musim mudik 2021.

"Untuk bapak ibu dan saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh tidak perlu ragu untuk memesannya secara online," katanya.

Lantas, Jokowi menyebutkan beberapa makanan daerah, dan salah satunya terselip ajakan Jokowi untuk membeli bipang Ambawang asal Kalimantan (babi panggang).

Baca Juga: Andin dan Nino Kompak Peluk Reyna, Benarkah Jadi Pertanda Aldebaran Akan Pergi?

"Yang rindu makan gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, bipang ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan," ujarnya.

Menurut Jokowi, makanan kesukaan semua masyarakat bisa diantar sampai ke rumah.

"Atau kalau kita mengirimkan oleh-oleh atau hadiah di keluarga yang jauh, pakaian, cenderamata, dan berbagai jenis barang lainnya, tinggal pesan dan kirim secara online sehingga dapat diterima oleh keluarga atau sehabat kita di mana pun mereka berada,” tuturnya.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga Inggris: Manchester United Selangkah Lagi Untuk Mendapatkan Jan Oblak

Atas viralnya video tersebut, warganet pun ramai-ramai mengingatkan Jokowi bahwa bipang Ambawang adalah babi panggang. Sehingga haram bagi muslim memakan makanan tersebut.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, rupanya video tersebut merupakan potongan video pidato Jokowi yang diunggah di kanal YouTube Kementerian Perdagangan pada 5 Mei 2021.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi telah mengklarifikasi kesalahpahaman yang sudah terjadi soal bipang Ambawang.

Baca Juga: Biaya Lahiran Istri Sapri Pantun Ditanggung Ruben Onsu, Dolly: Saya Nyusahin ya Kak?

Lutfi mengatakan dalam konteks secara keseluruhan, pernyataan Jokowi dalam video itu adalah untuk mengajak masyarakat Indonesia mencintai dan membeli produk lokal.

Ia juga mengingatkan pada 13-14 Mei 2021 adalah libur Hari Raya Idulfitri dan 13 Mei 2021 adalah hari libur Kenaikan Yesus Kristus. Jadi, ada dua hari libur keagamaan yang dirayakan dalam waktu bersamaan.

Oleh karena itu menurutnya, pernyataan Jokowi tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya yang memiliki kekayaan kuliner nusantara.

Baca Juga: Terkait Kedatangan WNA ke Indonesia, Kemenkumham: Penanganan Setiap WNA Sudah Mengikuti Aturan Satgas Covid-19

"Jadi sekali lagi kuliner khas daerah yang disebut Bapak Presiden dalam video tersebut untuk mempromosikan kuliner nusantara yang memang sangat beragam. Tentu kuliner tersebut dikonsumsi, disukai, dan dicintai oleh berbagai kelompok masyarakat yang juga beragam," ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube Menteri Perdagangan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler