Geram Al-Aqsa Kembali Diserang Usai Gencatan Senjata, Fadli Zon: Israel Memang Tak Bisa Dipercaya

22 Mei 2021, 17:35 WIB
Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon. /Instagram @fadlizon

PR DEPOK – Anggota DPR RI fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon tampak geram dengan serangan yang kembali dilakukan oleh polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa pada Jumat, 21 Mei 2021.

Padahal, kata Fadli Zon, baru saja ada harapan dan titik terang setelah penghentian perang atau gencatan senjata antara Israel dan Palestina.

Fadli Zon pun menilai bahwa Israel memang tidak bisa dipercaya, meskipun telah sepakat atas gencatan senjata.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Kabar Turki Siap Serang Israel, Simak Fakta Sebenarnya

Pendapat tersebut disampaikan fadli Zon melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon pada Sabtu, 22 Mei 2021.

Baru saja berharap ada titik terang gencatan senjata. Tapi Israel memang tak bisa dipercaya. Negara penjajah n penyebar teror. #SavePalestine #IsraelTerrorists #ISRAELSTARTSTHEATTACK #AlAqsaUnderAttack #israelbreaktherules,” katanya.

Sebelumnya, warga Palestina dan polisi Israel kembali bentrok di Masjid Al-Aqsa Yerusalem beberapa jam setelah gencatan senjata Gaza pada Jumat, 21 Mei 2021.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Pertama yang Dilihat Ungkap Hal Menarik dalam Diri Anda

Pada Jumat siang, ribuan warga Palestina berkumpul di kompleks, di bawah pepohonan yang mengelilingi masjid untuk salat Jumat.

Banyak warga yang tetap di sana melanjutkan demo dan mendukung orang-orang Palestina di Jalur Gaza. Mereka bersorak dan mengibarkan bendera Palestina.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters, seorang juru bicara polisi Israel mengatakan beberapa warga Palestina yang berkumpul itu melemparkan batu dan bom bensin ke arah petugas yang ditempatkan di sepanjang gerbang kompleks.

Baca Juga: Sebut Pemerintah Tak Perlu Takut dengan Ancaman Novel Baswedan, Dewi Tanjung: Cara Licik agar Tak Dipecat

Para petugas pun menanggapi dengan membubarkan mereka.

Seorang fotografer Reuters mengatakan polisi menembakkan granat kejut ke arah warga Palestina. Belum jelas apa yang memicu bentrokan tersebut.

Konfrontasi mereda dalam waktu sekitar satu jam, dengan polisi Israel mundur ke posisi mereka di gerbang kompleks.

Atas bentrok tersebut, 20 warga Palestina terluka, dua orang dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 22 Mei 2021: Apakah Nino akan Benar-benar Menceraikan Elsa?

Sejak pertempuran berlangsung pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dan lebih dari 1.900 orang terluka akibat bombardir udara. Israel mengaku telah menewaskan sedikitnya 160 petempur di Gaza.

Otoritas menyebutkan jumlah korban tewas di Israel sebanyak 12 orang, dengan ratusan orang dirawat karena cedera akibat serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat warga mengungsi.

Diketahui, kompleks, yang berada di atas dataran tinggi Kota Tua yang dikenal umat Islam sebagai al-Haram al-Sharif, atau The Noble Sanctuary, dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, adalah situs paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina.

Baca Juga: Soroti Anies Baswedan Pamer Lampu Bernuansa Palestina, Ferdinand: Ngga Ingin ke Palestina Bela Langsung?

Israel melihat seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang abadi dan tak terpisahkan, sementara Palestina menginginkan bagian timur, termasuk Kota Tua yang bertembok, sebagai ibu kota negara masa depan.

Namun, pengambilan paksa Israel atas Yerusalem Timur tidak diakui secara internasional.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler