PR DEPOK – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memprediksikan ekonomi kuartal II-2021 akan mampu tumbuh mencapai sekitar 7,1 persen sampai 8,3 persen seiring pemulihan ekonomi yang semakin terlihat baik dari sisi produksi serta permintaan.
"Proyeksi kuartal kedua kami adalah dalam rentang antara 7,1 persen hingga 8,3 persen,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara pada Rabu, 26 Mei 2021.
Prediksi Sri Mulyani ini pun kemudian ditanggapi oleh politisi Partai Demokrat Yan Amarullah Harahap melalui akun Twitter pribadinya @YanHarahap.
Lantas, Yan Harahap menyinggung Sri Mulyani yang kerap menggunakan diksi “meroket” tetapi faktanya berbeda.
“Boss dan anak buah, demen menggunakan diksi ‘meroket’, faktanya nyungsep,” ujarnya.
Sebagai informasi, pada prediksi tersebut, Sri Mulyani merinci pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan pulih mencapai 6 persen hingga 6,8 persen pada triwulan II 2021.
Alasannya karena dilatarbelakangi adanya momentum hari raya dan keberlanjutan pelaksanaan program PEN.
Untuk konsumsi pemerintah akan diperkirakan tumbuh tinggi mencapai 8,1 persen sampai 9,7 persen seiring pelaksanaan PEN dan aktivitas pelayanan publik yang lebih normal dibanding periode sama tahun lalu.
Sementara untuk pertumbuhan investasi, Sri Mulyani memprediksikan akan mencapai 9,4 persen sampai 11,1 persen didukung arah ekspansi dunia usaha serta kelanjutan proyek infrastruktur pemerintah.
Selain itu, ekspor juga akan tumbuh tinggi didukung pemulihan ekonomi global dan peningkatan permintaan komoditas utama sehingga diperkirakan mencapai 14,9 persen sampai 19,7 persen.
Hal senada juga berlaku bagi impor yakni diprediksikan akan tumbuh sekitar 13 persen sampai 19,7 persen sehingga mengindikasikan pemulihan permintaan domestik serta menunjang kebutuhan produksi dan investasi.
Sri Mulyani pun berharap pemulihan ekonomi pada kuartal III dan IV 2021 akan semakin terasa sehingga mampu mencapai target pertumbuhan dari pemerintah yakni 4,5 persen sampai 5,3 persen pada tahun ini.
Sementara itu, realisasi pendapatan negara hingga akhir April 2021 adalah sebesar Rp585 triliun atau 33,5 persen dari target APBN yaitu Rp1.743,6 triliun.
Sri Mulyani menuturkan pendapatan tersebut tumbuh 6,5 persen (yoy) dibandingkan periode sama 2020 yaitu sebesar Rp549,4 triliun yang tumbuh 3,2 persen dari April 2019.
Pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak Rp374,9 triliun, bea dan cukai Rp78,7 triliun, PNBP Rp131,3 triliun serta hibah Rp0,1 triliun.***