Zulkifli Hasan Minta Hentikan Soal Cebong-Kampret: Kalau Kita Tidak Bisa Bersatu, Indonesia Tidak Bisa Maju

1 Juni 2021, 20:24 WIB
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. /twitter.com/ZUL_Hasan//

PR DEPOK - Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan kemajuan bangsa dapat dicapai dengan persatuan semua pihak yang membangun bangsa. Jadi, perbedaan pendangan dalam Pemilu 2019 mesti dilenyapkan untuk mengatasi persoalan bangsa.

"Kita harus hentikan soal kampret-cebong, karena kalau kita tidak bisa bersatu, Indonesia tidak bisa maju," kata Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Selasa, 1 Juni 2021.

Dengan demikian, PAN tidak hanya berkoalisi dengan satu partai saja, tetapi ini terbuka dengan partai politik lainnya seperti Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan PKS.

Baca Juga: Sosok Laki-laki di Foto Selfienya Buat Heboh Publik, Anya Geraldine Akhirnya Buka Suara: Itu...

"Tentu 20% (ambang batas partai mengajukan calon presiden, Red), kami tidak bisa sendiri. Jadi kalau kami diajak koalisi, berarti partai tersebut menghormati PAN, dan kami ucapkan terima kasih," tuturnya.

Walaupun demikian, PAN belum memutuskan berkoalisi dengan partai politik (parpol) mana lantaran parpol ini masih membantu pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Kami sekarang sedang fokus dalam penanganan Covid-19, ini kan kasusnya lagi meningkat lalu ekonomi dalam kondisi tidak baik. Saya mengajak kita semua hentikan saling hujat," katanya.

Menyoal peluang koalisi yang ditawarkan PDI Perjuangan, ujar Zulkifli, merupakan suatu kehormatan PDI Perjuangan mengahaknya.

Baca Juga: Lesti Kejora dan Rizky Billar Bagikan Momen Bahagia Lakukan Pemotretan Jelang Pernikahan

"PDI Perjuangan adalah partai politik besar, sehingga apabila mengajak kami untuk berkoalisi, itu suatu kehormatan," ucapnya.

Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Jakarta Nyarwi Ahmad mengungkapkan PAN akan bertransformasi ebih moderat, usai ditinggalkan Amien Rais sebagai salah seorang pendiri partai.

"Analisis saya, sejumlah konsekuensi akan terjadi di PAN," ucapnya.

PAN akan bertransformasi menjadi partai politik berbasis ideologi keislaman yang lebih moderat dan memiliki warna nasionalisme kebangsaan yang lebih kental.

Baca Juga: Pakar Sebut Orang yang Merokok Sejak Dini Cenderung Alami Kesukaran untuk Berhenti

Parpol ini juga akan mereformulasikan posisi ideologi keislaman saja, tapi orientasi ideologi di luar tersebut.

PAN akan menjadi partai elektoral profesional (electoral professional party), sehingga ini tidak bergantung kepada bayang-bayang Amien Rais.

"Ini menjadi peluang sekaligus juga tantangan," tutur Ahmad.

Dengan demikian, PAN berpeluang merekrut beragam jenis sumber daya elite dan profesional dengan orientasi ideologi yang lebih terbuka. Mereka tidak hanya berbasis pada orientasi keislaman terutama Muhammadiyah.

Namun, PAN menghadapi tantangan elektabilitas parpol ini hanya sekitar 2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan partai-partai yang berbasis pemilih Islam lainnya di DPR seperti PPP sebesar 3%, PKS sebesar 4,8%, dan PKB sebesar 6,4%. ***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler