Ekonomi Indonesia Batal Tumbuh 8 Persen, Yan Harahap: kan Sudah Dibilang Optimis Boleh Tapi Harus Realistis

22 Juni 2021, 10:50 WIB
Politisi Partai Demokrat, Yan Amarullah Harahap. /Instagram @yanharahap

PR DEPOK – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 batal tumbuh 8 persen seperti yang sudah diyakinkan sebelumnya.

Sri Mulyani mengatakan penyebab ekonomi Indonesia batal tumbuh ini lantaran lonjakan kasus positif Covid-19 paca libur Hari Raya Lebaran Idulfitri.

"Bulan lalu proyeksi ekonomi pada kuartal II adalah 7,1-8,3 persen dan seiring Covid-19 maka proyeksi lebih ke rentang batas bawah atau lebih rendah," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube Ministry of Finance Republic of Indonesia pada Selasa, 22 Juni 2021.

Baca Juga: Sinopsis End of Watch, Dua Petugas Polisi Muda Harus Menghadapi Bahaya dari Kartel Terkenal

Kabar pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini pun menuai berbagai tanggapan, salah satunya dari politisi Partai Demokrat Yan Amarullah Harahap.

Yan Harahap tampaknya tidak kaget ekonomi Indonesia batal tumbuh. Dia mengatakan bahwa bersikap optimis boleh tetapi jangan sampai lupa juga untuk realistis.

Cuitan Yan Harahap. Twitter @YanHarahap

Kan sudah dibilang… Optimis boleh, tapi harus realistis,” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @YanHarahap.

Baca Juga: Cara Cek Penerima BLT Subsidi Gaji Tahun 2021 di sso.bpjsketenagakerjaan.go.id

Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II (April-Juni) 2021 dapat mencapai 7-8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Ia meyakinkan pemulihan ekonomi di kuartal II 2021 terus berlanjut, tercermin dari indeks pembelian barang industri manufaktur (Purchasing Manager Index/PMI) Indonesia yang mencapai 55,3 di Mei 2021 atau tertinggi dalam sejarah.

“Kita melihat bahwa proyeksi pertumbuhan tetap diperkirakan antara 6,7 sampai dengan 7,5 persen. Pemerintah menyakini bahwa kuartal II ini kita mampu pada 7 sampai 8 persen,” katanya.

Baca Juga: Bobby Nasution Tetap Gelar Sekolah Tatap Muka di Medan, Cipta Panca: Covid-19 Takut Sama Mantu Presiden

PMI manufaktur Indonesia pada bulan kelima ini berada di atas PMI manufaktur ASEAN yang berada di level 51,8.

Indonesia juga mencatat kenaikan PMI manufaktur yang lebih tinggi dibanding negara-negara lain seperti Vietnam (53,1), Malaysia (51,3), Singapura (51,7), Filipina (49,9), dan Thailand (47,8).

Pertumbuhan industri manufaktur di antaranya terlihat dari penjualan produk otomotif. Menko Airlangga menyebut terjadi kenaikan penjualan mobil hingga 228 persen (yoy) setelah pemberlakuan stimulus Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).

Baca Juga: Gibran Geram Atas Perusakan Makam oleh Siswa Sekolah, Dukungan Husin Shihab: Bubarkan Sekolah Intoleran!

Selain itu penjualan motor juga melejit 227 persen (yoy) dan indeks penjualan ritel naik 9,8 persen (yoy).

“Kemudian indeks keyakinan konsumen sudah di atas 100. Kita lihat juga pertumbuhan belanja nasional per akhir April kemarin juga sudah terjadi kenaikan sebesar 60,43 persen,” ujarnya.

Pada kuartal I 2021 Indonesia masih mencatat pertumbuhan ekonomi negatif di minus 0,74 persen. Angka ini melanjutkan tren resesi perekonomian sejak kuartal II 2020.

Baca Juga: Ramalan Karier 6 Zodiak Selasa, 22 Juni 2021 : Sagitarius Bangunlah Bisnis karena Anda Memiliki Kemampuan

Pada APBN 2021 pemerintah mengasumsikan  pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5-5,5 persen.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler