PR DEPOK – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan tidak ada negara yang siap menghadapi pandemi Covid-19, dan tidak ada yang menyangka pandemi begitu serius, meluas dan berlangsung lama.
Menurut Mahfud, pemerintah manapun termasuk Indonesia tentunya ingin menyelesaikan pandemi Covid-19 secepatnya.
Oleh karena itu, kata Mahfud, berbagai upaya dilakukan, salah satunya anggaran difokuskan guna penanganan pandemi.
Baca Juga: Stok Tabung Oksigen Medis di Pasar Pramuka Siap Penuhi Permintaan, Meskipun Naik Sebesar 15 Persen
Bahkan, pemerintah sampai menerbitkan Perppu untuk penanganan Covid-19.
"Saat awal, semua negara tidak siap. alat pelindung diri (APD), masker, obat, semua diborong, dimonopoli. Pemerintah manapun kesulitan," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara pada Minggu, 27 Juni 2021.
Pidato Mahfud itu pun kemudian dikomentari oleh politisi Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana melalui akun Twitter pribadinya @panca66.
Baca Juga: Atasi perlawanan Austria, Italia Melenggang ke Perempat Final, Mancini: Kami Pantas Mendapatkannya
Lantas Cipta Panca menyinggung Mahfud yang hingga kini masih membahas hal tersebut.
Pasalnya, berbeda dengan Indonesia saat ini, di Eropa justru sudah diizinkan bebas menonton bola tanpa protokol kesehetan.
“Itu orang di Eropa udah bebas nonton bola tanpa masker. Mahfud masih ngoceh begini aja. Gelar profesor tapi asal ngecap aja. Makanya jangan becanda melulu dan goyang ubur-ubur. Malu-maluin aja,” ujarnya.
Sebagai informasi, Mahfud MD menyampaikan hal itu dalam webinar bertajuk "Ekonomi dan politik, pandemi sebagai momentum perubahan kebijakan ekonomi pro-pemerataan" yang diselenggarakan Lembaga MMD Initiative, di Jakarta.
Baca Juga: Gagal Dapatkan Harry Kane, Manchester City Incar Antoine Griezmann
Dalam kesempatan itu, Mahfud juga menyatakan pandemi Covid-19 selain mendatangkan kesulitan, juga membawa hikmah dari banyak sisi.
Menurutnya, hikmah dari pandemi Covid-19 yaitu dengan munculnya kreativitas dari masyarakat, seperti produk masker, APD, obat dari dalam negeri dan kreativitas di bidang ekonomi lainnya juga ikut hadir menangani dampak pandemi.
Kemudian, lanjutnya, di bidang pendidikan muncul ide belajar virtual yang dapat diterapkan bahkan bukan hanya pada saat pandemi saja, meskipun awalnya dirasa cukup menyusahkan.
"Kelas jarak jauh dulu dilarang pemerintah. Karena pandemi, kita bisa mengikuti tuntutan perkembangan dengan kreasi yang baru," tuturnya.
Hikmah selanjutnya, katanya, muncul di bidang birokrasi penataan keuangan. Mahfud mencontohkan sebelumnya, kementerian dan lembaga amat susah mengeluarkan uang atau anggaran, karena terlampau banyak aturan.
Pemerintah bisa salah kalau tidak segera mengeluarkan anggaran, tetapi juga bahaya kalau anggaran dikeluarkan sembarangan.
"Akhirnya dibuat lah aturan yang lebih substantif, bukan formalistik, sekarang tidak perlu pakai materai. Sekarang bantuan langsung tunai dikirim langsung ke rekening. Ini variasi yang bagus," ujarnya.***