Puluhan Jalan Tol Milik BUMN Akan Dijual tuk Bayar Utang, Don Adam: Gali Lobang Tutup Lobang

27 Juli 2021, 13:19 WIB
Aktivis ProDEM, Don Adam. /Twitter @DonAdam68

PR DEPOK - Aktivis ProDEM, Adamsyah Wahab atau Don Adam, turut mengomentari kabar soal rencana puluhan jalan tol milik BUMN yang akan dijual demi membayar utang.

Don Adam menyoroti soal rencana investor asing untuk membeli sejumlah ruas jalan tol milik BUMN.

Melalui cuitan Don Adam di akun Twitter pribadinya, ia menganalogikan rencana jual beli puluhan ruas jalan tol milik BUMN ini seperti menggali lubang untuk menutup lubang yang lain.

Baca Juga: Banyak Umpatan ke Dirinya, Ferdinand Hutahaean: Saya akan Tetap Menjaga Indonesia dan Merawat Pancasila

"Gali lobang tutup lobang...," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @DonAdam68.

Cuitan Don Adam. Tangkap layar Twitter @DonAdam68

Diberitakan sebelumnya, tiga investor asing sudah bersiap untuk berinvestasi di beberapa ruas jalan tol di Indonesia.

Kabarnya, ketiga investor asing tersebut akan memberikan total sebanyak Rp54 triliun untuk membeli sejumlah ruas jalan tol milik BUMN.

Baca Juga: Daftar Titik Penyekatan di Kota Depok Selama PPKM Level 4, Berlaku hingga 2 Agustus 2021

Tiga investor tersebut adalah Caisse de depot et placement du Quebec (CDPQ), APG Asset Management (APG), dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).

Indonesia Investment Authority (INA) sendiri mengatakan bahwa pihaknya dan ketiga investor tersebut kini tengah melakukan uji kelayakan dan bernegosiasi dengan para pemilik jalan tol.

Menurut INA, sebagian dari pemilik ruas jalan tol ada yang bersedia menjual sebagian dan ada juga yang bersedia menjual seluruh ruas yang dimilikinya.

Baca Juga: Satu Suara dengan Jusuf Kalla soal Buzzer, Musni Umar: Siapa yang Pelihara Mereka Sehingga Kebal Hukum?

Sementara itu, dana dari penjualan ruas jalan tol tersebut, kata pihak INA, bisa digunakan untuk membayar utang atau untuk membangun tol baru.***

Editor: Annisa.Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler