Apakah Obat Ivermectin Bermanfaat bagi Pasien Covid-19? Simak Penjelasan Berikut Ini

2 Agustus 2021, 08:40 WIB
Ilustrasi obet ivermectin. /Grftr.news/

PR DEPOK – Obat Ivermectin masih menjadi topik perbincangan hangat hingga saat ini.

Pasalnya, beredar kabar bahwa obat ini memiliki manfaat dalam mengatasi Covid-19.

Dokter Samuel P. K. Sembiring baru-baru ini melalui akun Instagram pribadinya @doktersam mengunggah penjelasannya terkait obat Ivermectin.

Baca Juga: Ceritakan Kejadian Karyawan Ruben Onsu yang Kerasukan, Ivan Gunawan: Ustaz Syam yang Bantu

Dia menyebut BPOM menyatakan dengan jelas bahwa obat Ivermectin belum direkomendasikan penggunaannya pada pasien Covid-19 kecuali dalam uji klinis.

"BPOM dengan jelas menyatakan bahwa ivermectin belum direkomendasikan penggunaannya pada pasien Covid-19 kecuali dalam uji klinis," kata dokter Samuel seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Instagram @doktersam.

Dokter Sam juga menerangkan bahwa Ivermectin merupakan obat antiparasit yang ditemukan pada tahun 1975 untuk mengatasi beberapa masalah, salah satunya cacingan.

Ivermectin adalah obat antiparasit yang ditemukan pada tahun 1975 dan dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kecacingan, kutu kepala, kutu kulit, dan lain-lain,” kata dokter Samuel.

Baca Juga: 5 Pemain yang Bisa Pecahkan Rekor Transfer Neymar di Masa Depan, Erling Braut Haaland Salah Satunya

Obat Ivermectin disebut dokter Samuel mempunyai potensi menjadi efek antivirus sesudah diuji di laboratorium.

Akan tetapi, lanjutnya, obat ini masih diragukan manfaatnya untuk Covid-19 karena saat dilakukan pengujian pada kelompok manusia hasilnya tidak konsisten.

Karena dapat menghambat virus masuk ke dalam sel. Namun ketika diuji pada kelompok manusia, hasilnya tidak konsisten. Sehingga masih diragukan manfaatnya untuk penyakit Covid-19, ” kata dokter Samuel.

Kemudian, jika mengacu pada laporan BPOM, menurutnya, ada sejumlah efek samping yang bisa ditimbulkan Ivermectin di antaranya, nyeri otot atau sendi, ruam kulit, demam, pusing, sembelit, diare, mengantuk, sindrom Stevens-Johnson.

Baca Juga: Begini Jawaban Venna Melinda Jika Verrel Bramasta Ingin Menikah dengan Natasha Wilona

Sedangkan, jika melihat laporan dari FDA dan studi di Afrika, lanjutnya, ada beberapa efek samping yang terjadi, seperti penyakit liver, darah rendah kejang, penurunan kesadaran, dan gangguan saraf berat.

Pada unggahannya itu, dokter Samuel juga mengatakan bahwa hingga kini Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO membolehkan penggunaan Ivermectin pada Covid-19 hanya sebatas uji klinik saja.

Sementara FDA dan Merck tidak menganjurkan penggunaannya sebagai terapi Covid-19,” tutur dokter Samuel.

Saat ini, menurutnya, sudah ada delapan rumah sakit (RS) yang telah melaksanakan uji klinik Ivermectin pada pasien Covid-19 dengan derajat ringan-sedang.

Baca Juga: Disebut Ivan Gunawan Enterpreneur Sejati, Uya Kuya Akui Jadi Artis Hanya Sambilan dan Dipaksa Orang Tua

Dia juga mengungkapkan bahwa BPOM masih mengajak kepada RS atau institusi lain yang berniat melaksanakan uji klinik obat tersebut.

BPOM masih membuka kesempatan lebih luas bagi RS atau institusi lain yang ingin melakukan uji klinik pada obat ini,” kata dokter Samuel.

Sejumlah penelitian yang mendukung penggunaan Ivermectin, disebut dokter Samuel ternyata terjadi bias.

Sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengobatan pada kasus Covid-19,” tuturnya.

Unggahan Dokter Samuel P. K. Sembiring terkait obat Ivermectin. /tangkap layar Instagram @doktersam

Baca Juga: Ramalan Cinta 6 Zodiak Senin, 2 Agustus 2021: Aries, Kemungkinan Ada Orang Ketiga dalam Hubungan Anda

Jika dilihat dari segi dosis, Ivermectin baru memiliki dosis sebagai antiparasit, sedangkan sebagai antivirus belum ada standar dosisnya.

Sehingga pemberian off label pada pasien Covid-19 di luar uji klinik merupakan tanggung jawab dokter masing-masing,” terang dokter Samuel.

Dokter Samuel menyimpulkan bahwa Ivermectin merupakan obat label merah yang digunakan sebagai antiparasit dan terkait penggunaan untuk Covid-19 masih menunggu keputusan dari BPOM dan berbagai hasil uji klinik.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Instagram @doktersam

Tags

Terkini

Terpopuler