Ramai Terapi aaPRP untuk Covid-19, Prof. Zubairi: Dukung Tiap Inovasi, Asal kuti Kaidah Ilmiah dan Pengujian

14 Agustus 2021, 15:21 WIB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Prof. Zubairi. /Instagram.com/@profesorzubairi.

PR DEPOK – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Prof. Zubairi Djoerban ikut menanggapi soal terapi aaPRP yang diklaim bisa turunkan angka kematian pasien Covid-19.

Prof. Zubairi Lewat akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi, menyatakan dukungan setiap inovasi pengobatan Covid-19, tak terkecuali terapi aaPRP.

"Asalkan mengikuti kaidah ilmiah dan pengujian," ujar Prof. Zubairi sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Sabtu, 14 Agustus 2021.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Covid-19 dan Lockdown Dikabarkan Jadi Skenario yang Dirancang 10 Tahun Lalu, Simak Faktanya

Terlebih lagi, dilanjutkan Prof. Zubairi, hal yang paling penting adalah jangan melakukan overclaim lebih dulu.

"Tunggu saja hasil uji klinisinya selesai. Terima kasih," tutur Prof. Zubairi mengakhiri cuitannya.

Cuita Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Prof. Zubairi. Tangkap layar Twitter.com/@ProfesorZubairi.

Sebelumnya, dr. Karina F. Moegni selaku dokter penemu terapi aaPRP mengklaim metode ini bisa menekan angka kematian pasien Covid-19 dengan gejala berat hingga tingkat kritis.

Baca Juga: Ashanty Akui Anang Hermansyah Selalu Berharap Krisdayanti Bisa Bernyanyi di Konsernya Nanti

Berdasarkan kabar yang dihimpun, metode aaPRP sendiri merupakan singkatan dari autologus activated platelet-rich plasma.

Terapi aaPRP memakai metode molekul bio aktif yang ada pada darah milik pasien yang digunakan untuk mengakselerasi proses penyembuhan.

dr. Karina mengatakan terapi aaPRP bekerja dengan mekanisme mereduksi badai sitokin dengan anti-inflamasi yang sudah terkandung dalam trombosit pasien.

Ia melanjutkan terapi aaPRP sudah digunakan di sejumlah RS di Indonesia dan diklaim sudah lebih dari 1.000 pasien yang memakai metode ini untuk proses penyembuhan.

Baca Juga: Dikabarkan Dekat dengan Billy Syahputra, Begini Tanggapan Gita Sinaga

“Sebelumnya, terapi Covid-19 ini sudah banyak digunakan di seluruh Indonesia untuk banyak kasus termasuk anti aging, pain management, ortopedi dan lain-lain. Tapi indikasi untuk penggunaan Covid-19, ini yang baru,” kata dia.

“Berdasarkan riset berbasis layanan sudah banyak sekali rumah sakit yang menitipkan kepada kami dengan jumlah lebih dari 1000 pasien hingga detik ini,” tuturnya lagi.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi

Tags

Terkini

Terpopuler