Menag Yaqut Klaim Kemenag Hadiah untuk NU dan Bukan Umat Islam Umum, Mustofa: Negara Kita, tuk Semua Golongan

24 Oktober 2021, 06:19 WIB
Mustofa Nahrawardaya mengomentari pernyataan Menag Yaqut soal Kemenag hadiah dari negara untuk NU. /Twitter @TofaTofa_id

PR DEPOK - Humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya, turut mengomentari pernyataan Menteri agama, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut soal Kementerian Agama (Kemenag).

Mustofa Nahrawardaya menyoroti pernyataan Menag Yaqut yang mengatakan bahwa Kemenag bukan untuk umat Islam secara keseluruhan, tetapi khusus untuk Nahdlatul Ulama atau NU.

Menanggapi hal ini, Mustofa Nahrawardaya menegaskan bahwa negara Indonesia diperuntukkan bagi semua golongan.

Baca Juga: Update Persebaran Covid-19 Depok, 23 Oktober 2021: 105.295 Positif, 102.998 Sembuh, 2.146 Meninggal

"Negara kita, untuk semua golongan," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @TofaTofa_id.

Cuitan Mustofa Nahrawardaya. Tangkap layar Twitter @TofaTofa_id

Untuk diketahui, sebelumnya pernyataan Menag Yaqut sempat membuat heboh publik.

Pasalnya Menag Yaqut mengklaim bahwa Kemenag adalah hadiah dari negara untuk NU, dan bukan untuk umat Islam secara keseluruhan.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi MotoGP Emilia Romagna: Bagnaia Pole Position, Quartararo ke-15, Rossi?

"Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum. Tapi spesifik untuk NU," tuturnya.

Oleh karena itu, sang Menteri Agama RI menilai wajar jika NU banyak memanfaatkan banyak peluang di Kemenag.

Menurutnya, Kemenag adalah hadiah negara untuk NU yang kala itu salah satu tokohnya, Mbah Wahab Chasbullah menjadi juru damai pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta.

Baca Juga: Jessica Iskandar Ungkap Alasannya Menikah dengan Vincent Verhaag: Dia Lihat Aku Jatuh sampai Buka Hati Lagi

Atas coretan tersebut, katanya melanjutkan, muncullah Kementerian Agama.

"Jadi wajar kalau sekarang NU tuh memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama, hadiah untuk NU. Kenapa begitu? Kementerian Agama itu muncul karena pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta. Yang usulkan itu pencoretan dalam Piagam Jakarta, yaitu juru damai pencoretan itu Mbah Wahab Chasbullah," katanya menjelaskan.

Oleh karena itu, Menag Yaqut mewajarkan jika banyak afirmasi dengan santri NU.

Baca Juga: Tak Sengaja Tembak Kru Film hingga Tewas, Alec Baldwin Syok dan Sampaikan Duka Mendalam

"Kemudian lahirlah Kemenag, wajar kalau kita minta Dirjen Pesantren banyak afirmasi banyak santri pesantren dan jamiyah NU, itu wajar-wajar saja," tutur sang Menag.

Pernyataan ini sontak menuai pro dan kontra lantaran tak sedikit pihak yang merasa bahwa Menag Yaqut mengistimewakan salah satu golongan.

Sebagian publik menilai Kemenag seharusnya bisa mencakup semua golongan, bahkan semua agama, dan tidak mengkhususkan salah satunya.***

Editor: Annisa.Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler