PR DEPOK - Humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya, menanggapi pernyataan Menter Agama atau Menag, Yaqut Cholil Qoumas, yang mengklaim bahwa Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU).
Mustofa Nahrawardaya menyayangkan pernyataan Gus Yaqut yang mengatakan bahwa Kemenag bukan hadiah untuk umat Islam secara keseluruhan.
Dalam keterangan tertulis, Mustofa Nahrawardaya mengaku prihatin mendengar pernyataan Gus Yaqut tersebut.
Menurutnya, pernyataan tersebut merupakan kemunduran yang sangat parah.
"Saya sangat prihatin mendengar pernyataan Menteri Agama ini. Sungguh kemunduran yang sangat parah," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @TofaTofa_id.
Ia lantas menyinggung soal banyaknya pihak yang saat ini tengah berlomba-lomba membangkitkan kembali persatuan.
Sayangnya, kata Mustofa melanjutkan, masih ada pejabat yang mengeluarkan pernyataan dengan membawa egoisme golongan.
"Ketika semua elemen ingin negara segera bangkit dalam kerangka persatuan, tapi masih ada pejabat publik yang bicara dalam kerangka egoisme golongan. ~Pendapat Pribadi~," tuturnya menambahkan.
Diberitakan sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas sebelumnya dengan tegas menyatakan bahwa Kemenag bukan hadiah negara untuk umat Islam secara keseluruhan.
Baca Juga: Update Persebaran Covid-19 Depok, 23 Oktober 2021: 105.295 Positif, 102.998 Sembuh, 2.146 Meninggal
Gus Yaqut mengklaim bahwa Kementerian Agama adalah hadiah dari negara untuk Nahdlatul Ulama (NU).
Ia menuturkan, Kemenag merupakan hadiah untuk NU yang kala itu menjadi juru damai pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta.
Oleh karena itu, Gus Yaqut beranggapan bahwa wajar saja jika saat ini NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Minggu, 24 Oktober 2021: Scorpio, Tunjukkan Kecerdasan Anda di Masa Ini
"Saya bantah bukan, Kemenag hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag, memang dia untuk NU," ujar sang Menag.
Pernyataan ini sontak menuai pro dan kontra dari banyak pihak lantaran dinilai mengistimewakan suatu golongan tertentu.
Tak sedikit yang mengkritik pernyataan Gus Yaqut lantaran merasa Kemenag seharusnya diperuntukkan bagi semua umat, bahkan tak hanya umat Islam, melainkan semua umat Agama yang ada di Indonesia.***