PR DEPOK - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau biasa disapa Gus Umar menanggapi terkait bisnis tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilakukan pejabat negara.
Beredar dugaan bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan terlibat dalam bisnis tes PCR.
Hal ini lantaran terdapat dua perusahaan yang terafiliasi dengannya, yaitu PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi, ikut mengantongi saham di GSI.
Diketahui, bahwa Luhut mendirikan Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Lab pada tahun 2020 guna membantu pemerintah untuk mempercepat penanganan Covid-19.
Gus Umar mengomentari terkait bisnis tes PCR ini Menurutnya, para pejabat di negara ini sudah hilang urat malunya.
Ia menyinggung terkait peran dan tindakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap dugaan bisnis tes PCR yang dilakukan jajarannya itu.
Baca Juga: Kontingen Jabar Sudah Mendarat di Papua dan Targetkan Juara Umum Peparnas XVI Papua 2021
Gus Umar menyatakan bahwa pasti Jokowi menanggapi persolaan itu hanya dengan diam. Ia menegaskan bahwa jika berharap Jokowi akan tegas itu suatu hal yang mustahil.
"Dinegara ini pejabat sdh hilang urat malunya. Sekali lagi jkw pasti diam dgn tindak tanduk pembantunya. Jgn pernah berharap jkw bersikap tegas krn itu MUSTAHIL," ujar Gus Umar, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @UmarHasibuan75_.
Sebelumnya, terkait dugaan bisnis tes PCR, Juru Bicara (Jubir) Menko Marves, Jodi Mahardi menjelaskan bahwa tidak ada maksud bisnis dalam keterlibatan sejumlah pebisnis termasuk Luhut dalam pengadaan tes PCR.
"Tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI, apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga test PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat," kata Jodi, di Jakarta, Selasa, 2 November 2021.
Jodi menjelaskan bahwa Toba Bumi Energi ialah anak perusahaan Toba Bara Sejahtra. Namun saham Menko Luhut yang dimiliki melalui Toba Sejahtra di Toba Bara Sejahtra sudah sangat kecil yaitu di bawah 10 persen.
"Jadi Pak Luhut tidak memiliki kontrol mayoritas di TBS, sehingga kita tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi," ujar Jodi.
Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing, dan Shio Babi 3 November 2021: Simpan Uangmu, Jangan Dihabiskan!
Awal mula GSI didirikan diungkap oleh Jodi. Saat itu Luhut diajak teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang berinisiatif membantu menyediakan tes Covid-19 dengan kapasitas tes yang besar.
Lalu hal ini dulunya menjadi kendala yang cukup berpengaruh di masa-masa awal pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Jadi total kalau tidak salah ada 9 pemegang saham di situ. Yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas di GSI ini," ujar Jodi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, karena kelompok bisnis tersebut sudah mapan dan utamanya bergerak di sektor energi, maka GSI tidak dibentuk untuk mencari keuntungan bagi para pemegang saham.***