Kampanyekan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Chelsea Islan: Diam Bukan Pilihan

28 November 2021, 16:47 WIB
Chelsea Islan sedang kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan, menyebut bahwa diam bukan pilihan. /Instagram/@chelseaislan


PR DEPOK – Banyak kasus kekerasan terjadi terhadap perempuan, khususnya di masa pandemi di sepanjang tahun 2021.

Chelsea Islan mengajak kepada seluruh anak muda, untuk mau bersuara dan menjadi pelapor, jika menemukan adanya pelanggaran, guna mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan.

SGD Mover UNDP Indonesia Chelsea Islan, yang juga sebagai artis dan pekerja seni, bersama Defia Rosmaniar Atlet Taekwondo, mengajak seluruh Generasi muda untuk lebih peduli terhadap kasus kekerasan dalam kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan (HAKTP).

“Kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan bentuk lain dari pandemi yang sudah seharusnya menjadi perhatian kita, terutama generasi muda. Diam bukan pilihan,” kata Chelsea Islan.

“Diam adalah penghianatan,” sambung Devia Rosmaniar dalam siaran resminya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara News pada Minggu, 28 November 2021.

Baca Juga: Wander Luiz Akan Berusaha Cetak Gol Kemenangan Persib Bandung Saat Lawan Arema FC

Dalam video Kampanye tersebut tertulis bahwa, bahwa hampir 300.000 kasus kekerasan terhadap perempuan tahun 2021.

Chelsea islan dan Defia juga mengajak dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam melindungi dan memberikan rasa aman bagi perempuan.

“Saat ini kita memiliki jalur pelaporan yang sudah terhubung dengan pihak-pihak yang bisa memberikan bantuan ketika kekerasan terjadi,” Ujar Defia.

UNDP Indonesia melalui project RESTORE, telah banyak mendukung semua pihak yang terkait dalam lingkupan laporan untuk menangani kasus kekerasan terhadap perempuan.

Baca Juga: Fadli Zon Muncul Kembali Usai 'Menghilang' 2 Minggu, Fahri Hamzah: Waspadalah dengan Mood Rakyat

Perbaikan dalam jalur kasus yang lebih inklusif juga berhasil diterapkan untuk para penyandang disabilitas.

UNDP Indonesia jika dilihat secara nasional, mereka bekerjasama dengan kepolisian, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), juga beberapa jumlah rumah sakit yang menjadi rujukan, untuk menangani korban kekerasan (perempuan).

UNDP Indonesia yang berada di wilayah DKI Jakarta, juga ikut serta membantu untuk memperkuat lembaga rujukan yang biasanya untuk mengatasi kasus kekerasan terhadap perempuan.

 

Salah satu lembaga yang menjadi rujukan tersebut adalah SAPA atau Sahabat Perempuan dan Anak.

Pos SAPA telah saling berkaitan dengan berbagai fasilitas publik yang tersedia seperti, Transjakarta, dan MRT.

Dengan keterkaitan ini, tentu masyarakat juga lebih merasakan keamanan, dengan diadakannya pelaporan cepat tanggap, dimana jika kekerasan terhadap perempuan terjadi di ranah publik maupun private.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler