Soal KTSP yang Serukan Referendum, Mustofa Bilang Jangan Harap Dihadapi Keras, Sindir KSAD Dudung?

3 Desember 2021, 16:14 WIB
Humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya. /Instagram.com/@TofaTofa_id.

PR DEPOK – Humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya berkomentar soal keberadaan kelompok teroris di Papua.

Hal itu Mustofa Nahrawardaya sampaikan sebagai respons atas adanya upaya dari Kelompok Teroris Separatis Papua (KTSP) dalam menggaungkan referendum.

Melalui akun Twitter-nya, @TofaTofa_id, Mustofa Nahrawardaya menilai, kelompok teroris tersebut bukan beragama Islam meski sama-sama berjenggot. 

Baca Juga: Baru Kemarin Diberi Mobil Mewah oleh Anggie Paturusi, Fuji Kembali Dijanjikan Mobil Lain Jika Bisa Lakukan Ini

Jangan berharap teroris ini akan dihadapi dengan keras,” tuturnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Jumat, 3 Desember 2021.

Hal itu terjadi karena, lanjut dia, kelompok teroris di Papua tersebut sudah dianggap sebagai saudara oleh pihak terkait.

Karena dianggap sebagai saudara,” ujar Mustofa Nahrawardaya seraya mengakhiri cuitannya.

Cuitan Humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya. Tangkap layar Twitter.com/@TofaTofa_id.

Baca Juga: Sudah Mantap akan Pindahkan Makam Vanessa Angel, Doddy Sudrajat: Inikan Wasiat, Harus Dijalankan Amanatnya

Atas pernyataannya tersebut, tak sedikit pihak yang menduga bahwa Mustofa tengah melayangkan sindiran kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman.

Sebelumnya, KSAD Dudung mengatakan bahwa kelompok teroris atau biasa disebut kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua itu bukan merupakan musuh.

Sebaliknya, ia menilai bahwa KKB tersebut justru merupakan saudara yang belum paham mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Belum lama ini, pakar Hukum Internasional, Eddy Pratomo menyebut upaya dari KTSP dalam menggaungkan referendum sama sekali tidak berdasar.

Baca Juga: Heboh Reuni 212, Fadli Zon: yang Berontak Dibilang Saudara, yang Berdoa Dimusuhi

Menurutnya, keinginan segelintir kelompok untuk referendum bagi Papua bukan lagi penentuan nasib sendiri, melainkan masuk kategori separatisme.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @TofaTofa_id

Tags

Terkini

Terpopuler