PR DEPOK - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun berharap acara Reuni 212 yang digelar setiap 2 Desember dapat menjadi festival Islam terbesar di dunia.
Refly Harun bahkan menilai acara Reuni 212 seharusnya dibiarkan sehari saja berlangsung sebagai sebuah kegiatan tanpa adanya larangan dari pihak kepolisian.
Harapan Refly Harun soal Reuni 212 menjadi festival Islam terbesar di dunia itu disampaikan melalui kanal Youtubenya, pada Rabu 1 Desember 2021.
"Saya berharap suatu saat, reuni ini akan menjadi festival Islam dunia, The biggest festival in the world , Islamic state, mudah-mudahan menjadi sebuah festival yang bisa diikuti orang di penjuru dunia setiap tahun dengan aman dan damai," ujar Refly Harun seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com.
Baca Juga: Soal KTSP yang Serukan Referendum, Mustofa Bilang Jangan Harap Dihadapi Keras, Sindir KSAD Dudung?
Menurut Refly Harun, kegiatan Reuni 212 sudah menjadi ikonik karena mudah memobilisasi orang ketimbang kegiatan yang lain.
Oleh karenanya, ia menilai acara tersebut bisa dilestarikan.
"Kalau pemerintah ini lebih bagus hubungannya dengan kelompok Islam politik ini yang biasa melakukan demo termasuk 212, maka ini kan sudah ikonik sesungguhnya, bisa dilestarikan karena mudah memobilisasi orang ketimbang kegiatan yang lain" ujar Refly Harun.
Baca Juga: Ridwan Kamil Akui Kagumi Content Creators Day: Acara Ini Baru Pertama...
Tak hanya itu, Refly Harun menyebut kegiatan Reuni 212 bisa menjadi festival yang meriah sebab acara tersebut tidak digelar untuk demonstrasi saja tetapi juga ada kuliner dan lainnya.
Sehingga, lanjut dia, jika perlu seluruh Jakarta berhenti berkegiatan untuk acara itu.
"Dalam itu justru acara ini dijadikan festival, jadi ada kulinernya, macam-macamlah, kalau perlu Jakarta hari itu tutup kegiatan, untuk The Biggest Islamin Festival in The World," ujar Refly Harun.
Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 3 Desember 2021: Kedok Irvan Terbongkar, Rendy Batalkan Perjanjian dengan Irvan
Diketahui, polisi meminta massa reuni 212 yang berada di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat untuk membubarkan diri karena tidak mendapat izin dari Polda Metro Jaya dan Satgas Covid-19. Namun, massa menolak bubar dengan jalan berkeliling.
Massa Reuni 212 masih bertahan di Jalan MH. Thamrin dan Jalan Kebon Sirih, setelah berkeliling melakukan pawai (long march) hingga ke Tugu Tani.
Massa terpaksa bertahan di bahu jalan karena lokasi aksi yang menjadi tujuan mereka, yakni Bundaran Patung Kuda dan Kawasan Monas, ditutup atau steril dari kendaraan maupun massa aksi.***