PR DEPOK - Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat 10 besar ekonomi dunia dalam 15 tahun ke depan atau pada 2036.
Indonesia bahkan diprediksi bakal berada di atas Rusia dan Korea Selatan pada tahun 2036 mendatang.
Prediksi Indonesia akan di atas Rusia dan Korea Selatan ini terungkap dalam laporan World Economic League Table 2022 yang dirilis oleh CEBR, sebuah konsultan di Inggris.
Baca Juga: Cara Daftar Bansos KKS BPNT 2021 Online Lewat HP untuk Dapatkan Top Up Kartu Sembako Rp900 Ribu
Soal Indonesia yang diprediksi akan berada di atas Rusia dan Korea Selatan pada tahun 2036 ini lantas ditanggapi oleh mantan kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean mengaku dirinya percaya bahwa Indonesia bakal di atas Rusia dan Korea Selatan pada tahun 2036 nanti.
"Yang penting Presidennya 2024-2029 dan 2029-2034 adalah penerus program pemerintah sekarang, bukan hantu pecatan yang tak bisa bekerja," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @FerdinandHaean3.
Baca Juga: Selamat! Lesti Kejora Melahirkan Anak Pertama dengan Rizky Billar lewat Operasi Sesar
Lebih lanjut, Ferdinand Hutahaean tampak menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena menyinggung soal pembangunan sumur.
"Bikin sumur saja tak becus..!!" pungkas politisi berusia 44 tahun ini di akhir cuitannya.
Diberitakan sebelumnya, laporan World Economic League Table 2022 yang dirilis oleh CEBR, sebuah konsultan di Inggris, memperkirakan output perekonomian dunia akan menembus lebih dari 100 triliun dolar untuk pertama kalinya dalam sejarah tahun depan.
Untuk diketahui, CEBR juga memperkirakan China akan menjadi negara ekonomi terbesar dunia pada 2030 mendatang, dua tahun lebih lambat dari proyeksi laporan lembaga itu tahun lalu.
Selanjutnya, ada India yang disebut-sebut akan menyalip Prancis pada tahun depan. Sedangkan Inggris pada 2023, akan kembali merengkuh posisi ekonomi terbesar keenam dunia.
Menurut Wakil Ketua CEBR Douglas McWilliams, isu penting untuk tahun 2020-an adalah bagaimana ekonomi dunia mengatasi inflasi yang kini telah mencapai 6,8 persen di Amerika Serikat (AS).
CEBR menilai jika ekonomi dunia ke depan akan digerakkan oleh tiga isu utama, yakni cara penanganan inflasi, teknologi, dan lingkungan.
Pemakaian energi alternatif dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang dinilai menjadi pelaku perubahan iklim. Adanya COP26 semakin mendorong investasi EBT yang akan terus meningkat seiring dengan komitmen net zero emission.
Terkait hal ini, Indonesia akan diuntungkan dari pengembangan EBT karena memiliki peran penting dalam pembuatan teknologi energi hijau.
Pasalnya, Indonesia produsen terbesar nikel yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik dan produsen logam yang penting dalam teknologi EBT seperti timah, tembaga, kobalt, dan perak.
Sementara itu, Indonesia akan menempati posisi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-9 pada tahun 2034 mendatang dan dua tahun berselang akan naik menjadi peringkat delapan.***