Politikus PDIP Sebut Jokowi 'Presiden yang Tersesat', Refly Harun: Semoga Dilihat sebagai Suatu yang Objektif

1 Januari 2022, 17:08 WIB
Refly Harun mengomentari kritik dari politikus PDIP, Beathor Suryadi, yang menyebut Jokowi sebagai presiden yang tersesat karena dikuasai oligarki. /Antara/ HO-Biro Pers Setpres

PR DEPOK - Belum lama ini, politikus PDIP, Beathor Suryadi, memberikan kritik pedas kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Beathor Suryadi menyebut bahwa Jokowi adalah presiden yang tersesat.

Kritik tersebut dilontarkan Beathor Suryadi lantaran ia melihat kini Jokowi tak sesuai dengan cita-cita yang sempat disampaikan sebelum menjadi presiden.

Baca Juga: Jadwal Manchester City di Januari 2022, Main Tiga Laga di Liga Inggris dan Satu di FA Cup

Menurut Beathor, kini Presiden RI ke-7 itu telah dikuasai oligarki sehingga tak menjalankan nawa cita yang dulu menjadi visi misi Jokowi.

Pernyataan politikus PDIP inipun dikomentari oleh pakar hukum tata negara, Refly Harun.

Dalam keterangannya, Refly Harun mengakui bahwa Beathor Suryadi ini agak lain dari politikus lain.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karier Minggu, 2 Januari 2022: Gemini, Awali Hari dengan Pikiran Positif

Kendati Beathor berasal dari partai yang berkuasa, tetapi Refly menilai sang politikus masih dekat dengan masyarakat.

"Memang Beathor Suryadi ini agak lain ya, meskipun dia dari the ruling party, tapi dia dekat dengan civil society," ujarnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Refly Harun.

Sementara itu, terkait kritik dari sang politikus, Refly berharap kubu Jokowi melihat kritik Beathor secara objektif.

Baca Juga: Ada 2 Artis Meninggal Dunia di Tahun 2022 Menurut Ramalan Madam Louisa, Konsultan Spiritual: Artis Muda

Menurutnya, terkadang negara memang membutuhkan orang yang berada di tengah-tengah, seperti Beathor Suryadi yang tetap sering mengkritik pemerintah meskipun berasal dari partai yang berkuasa.

Ia menuturkan, sosok seperti Beathor ini nantinya akan bisa melihat dari dua sisi atau aspek.

"Mudah-mudahan kubu Jokowi melihatnya sebagai sebuah yang objektif. Kadang-kadang kita membutuhkan sosok yang in between, separuh kakinya di partai politik, tapi separuh kakinya di society," tuturnya.

Baca Juga: Ponpes Bahar Smith Disebut Dilempar Kepala Anjing, Mustofa Nahra: Kelakuan Memalukan

"Kenapa begitu? Agar dia bisa melihat kedua aspek, kedua sisi. Jadi kalau ada dari society yang benar, dia bisa bawa ke partai. Tapi kalau ada dari partai yang benar, dia bisa bawa ke society," terang sang pakar hukum.***

Editor: Annisa.Fauziah

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler