PR DEPOK - Ekonom senior, Faisal Basri memprediksikan bahwa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) moralnya akan jatuh sebelum tahun 2024.
"Saya prediksi sih nggak sampai 2024 secara moral pemerintahan ini sudah ambruk karena mayoritas elitnya sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Melakukan skandal dan skandalnya makin besar," kata Faisal Basri di kanal YouTube Spasi beberapa waktu lalu.
Pernyataan Faisal Basri terkait pemerintahan Jokowi tersebut mendapatkan banyak sorotan, terutama dari kalangan politisi.
Baca Juga: Ditunda! Ajang Street Race di Kota Bekasi yang Rencana Digelar pada Februari 2022: Ini Alasannya
Prediksi Faisal Basri tersebut menurut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diharapkan bisa menjadi bahan introspeksi bagi pemerintah.
Politisi PKS, Mardani Ali Sera turut menanggapinya. Menurutnya, Faisal Basri ialah seorang ekonom yang kuat akan data.
Ia mengatakan, pernyataan Faisal Basri tersebut merupakan peringatan agar pemerintah memperbaiki kualitas dalam pengambilan keputusan.
Baca Juga: Sebelum Nikah dengan Teuku Ryan, Ria Ricis Akui Syuting YouTube dari Siang hingga Larut Malam
"Pak Faisal Basri ekonom yg kuat datanya. Pernyataannya merupakan peringatan agar Pemerintah memperbaiki kualitas pengambilan keputusannya," kata Mardani Ali Sera.
Mardani menegaskan bahwa siapapun yang jauh dari rakyat dan membuat keputusan, tetapi tidak untuk kesejahteraan rakyat, maka akan ditinggalkan oleh rakyat.
"Siapapun yg jauh dr rakyat&membuat keputusan tetapi tdk utk kesejahteraan rakyat, maka otomatis akan ditinggal rakyat," ujar Mardani Ali Sera, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @MardaniAliSera.
Baca Juga: Cara Cek Bansos 2022 Online untuk Pastikan Dapat PKH atau BLT Balita
Diketahui, Faisal Basri memberikan prediksi tersebut lantaran menurutnya kini oligarki telah mengeruk banyak kekayaan alam Indonesia seperti batu bara sawit dan lainnya.
Menurut Faisal Basri, oligarki itu serupa dengan koalisi jahat yang tidak abadi, dan akan saling membuka keburukan masing-masing, karena pembagian yang tidak merata.
"Jadi mereka (kelompok oligarki) sekarang pada masa fase buka-bukaan. Pada fase saling membuka borok dan sebagainya dan sebagainya itu," ujar Faisal Basri.***