PR DEPOK - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo.
Permintaan maaf tersebut disampaikan menyusul insiden kekerasan yang diduga dilakukan oleh aparat polisi di Desa Wadas, saat mengamankan pengukuran lahan terkait proyek Bendungan Bener.
Tak sekedar menyampaikan permintaan maaf, dalam pernyataannya, Ganjar Pranowo pun mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Adapaun permintaan maaf Ganjar Pranowo ditanggapi oleh Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief.
Lewat cuitan di akun Twitter pribadinya, Ali Syarief menyebut permintaan maaf Ganjar Pranowo memberi poin untuk Jokowi.
Namun di sisi lain, menurut Ali Syarief permintaan maaf orang nomor satu di Jawa Tengah itu minus untuk polisi.
Baca Juga: 10 Menu Sehat yang Mampu Membuat Kenyang Lebih Lama Tanpa Menambah Berat Badan
"Sikap Gubernur Ganjar minta maaf, itu poin untuk Jokowi. Tapi minus untuk polisi," ucapnya dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Twitter @alisyarief.
Untuk diketahui, ribuan aparat keamanan diturunkan ke desa Wadas pada Selasa, 8 Febuari 2022.
Penurunan aparat keamanan yang terdiri dari TNI, Polri, dan Satpol PP tersebut guna mengamankan pengukuran lahan yang dilakukan BPN.
Baca Juga: Pujian KSAD Dudung soal Jokowi Sulit Dicari Kelemahannya, Ruhut Sitompul: 100 untuk Jenderal!
Namun dalam prosesnya, terdapat sejumlah warga yang menolak membebaskan lahannya dijadikan lokasi penambangan batu andesit untuk proyek bendungan Bener.
Buntut dari penolakan tersebut, puluhan orang yang dianggap sebagai provokator ditangkap.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, seluruh warga yang ditangkap sudah dibebaskan pada Rabu, 9 Febuari 2022.***