PR DEPOK – Belum lama ini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung soal isi grup WhatsApp di kalangan TNI dan Polri.
Dengan menegur, Jokowi meminta agar isi grup WhatsApp di kalangan TNI dan Polri didisiplinkan.
Tak tanggung-tanggung, eks Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan dirinya membaca percakapan dalam grup WhatsApp jajaran TNI dan Polri.
Lantas, Jokowi juga dikabarkan meminta istri personel TNI dan Polri tidak mengundang seorang penceramah radikal atas nama demokrasi.
Kemudian, orangtua Gibran Rakabuming Raka ini menyebut bahwa kedisiplinan tak hanya berlaku di kalangan TNI dan Polri.
Kedisiplinan tersebut, menurut orang nomor satu di Indonesia ini juga berlaku bagi seluruh anggota keluarganya di rumah.
Sentilan Jokowi ini pun mendadak ramai dan mendapat kritikan publik. Namun, hal itu tidak seperti yang diungkapkan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf, Ali Mochtar Ngabalin.
Ngabalin melalui akun Twitter-nya, @AliNgabalinNew, mengatakan bahwa Jokowi mengemban keselamatan bangsa sebagai kepala negara.
"TNI/POLRI sebagai alat negara tegak lurus pada konstitusi," ujar Ngabalin, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Jumat, 4 Maret 2022.
Dalam cuitan yang sama, pria berusia 53 tahun ini pun kemudian mengingatkan perihal nasionalisme dengan menyinggung penceramah radikal.
"Ingat! Nasionalisme yang tidak diurus dengan baik, akan dikalahkan oleh penceramah RADIKAL dgn term agama memprovokasi masyarakat membenci pemerintah," pungkas Ngabalin.