Megawati Sebut Mending Rebutan Jatah Menteri daripada Minyak Goreng, Roy: Nyungsep Masa Depan Rakyat

20 Maret 2022, 14:04 WIB
Megawati sebut heran ibu-ibu rebutan minyak goreng hingga dibandingkan dengan jatah menteri, begini kata Roy Murtadho. /Instagram/@presidenmegawati/

PR DEPOK – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan gara-gara pernyataannya yang mengaku heran melihat ibu-ibu heboh rebutan minyak goreng.

Akan tetapi baru-baru ini, komika Kemal Palevi menyatakan, lebih baik rebutan minyak goreng daripada rebutan jatah menteri.

Adapun sindiran itu ia sampaikan sebagai respons atas salah satu pidato Megawati yang menginginkan jatah menteri di dalam kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.

Selain itu, Megawati sebelumnya mempertanyakan kemungkinan ibu-ibu itu tidak bisa masak dengan cara lain seperti direbus atau dikukus.

Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar DTKS 2022 Online, Dapatkan Set Top Box STB Gratis dari Kominfo

Atas hal tersebut, Roy Murtadho memberikan tanggapannya yang disampaikan melalui akun Twitter-nya, @MurtadhoRoy.

Diduga menyindir, ia menyoroti sosok Megawati yang memimpin lembaga riset milik negara, atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Orang seperti ini yang memimpin lembaga riset milik negara,” tulisnya pada Minggu, 20 Maret 2022.

Baca Juga: Marc Marquez Sering Jatuh di Sirkuit Mandalika, Ternyata Segini Biaya Perbaikan Motor MotoGP

Menurutnya, jika demikian halnya, masa depan rakyat Indonesia akan mengalami kemerosotan.

“Nyungsep masa depan rakyat +62,” pungkas Roy Murtadho seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi buka suara terkait polemik minyak goreng.

Ia menegaskan pihaknya tidak akan menyerah oleh mafia pangan untuk memperjuangkan ketersediaan minyak goreng dengan harga yang murah.

Baca Juga: Breaking News: Marc Marquez Absen di MotoGP Mandalika 2022

Seperti diketahui, upaya tersebut direalisasikan melalui mekanisme subsidi oleh pemerintah.

Mendag Lutfi menuturkan, puluhan juta liter minyak goreng diduga diselundupkan ke luar negeri melalui Jakarta, Medan, dan Surabaya.

Hal itu diduga dilakukan saat Harga Eceran Tertinggi (HET) masih ditetapkan Rp14.000 per liter untuk kemasan premium.***

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter @MurtadhoRoy

Tags

Terkini

Terpopuler