Mengenal Soekarno, Presiden Pertama Indonesia yang Dijuluki Bapak Proklamator

16 Agustus 2022, 12:12 WIB
Mengenal sosok Soekarno, Presiden pertama Indonesia yang dijuluki 'Bapak Proklamator' /Dok. Leiden University Libraries/

PR DEPOK - Mengenal sosok Soekarno, Presiden pertama Indonesia yang dijuluki 'Bapak Proklamator' bakal diulas dalam artikel berikut ini.

Soekarno atau yang biasa banyak orang sebut Bung Karno lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901.

Bung Karno merupakan sosok yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sehingga mendapat julukan 'Bapak Proklamasi'.

Menurut catatan di Arsip Nasional, Soekarno anak dari ayah bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.

Baca Juga: Jokowi Pakai Baju Adat Paksian ke Gedung MPR, Simak Filosofi Menarik di Balik Warna Bajunya

Selama hidupnya, ia memiliki tiga istri bernama Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi. Dari ketiga perempuan itu, Bung Karno dikaruniai delapan anak.

Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh merupakan anak dari Fatmawati. Kemudian Taufan dan Bayu dari Hartini, lalu dari Ratna Sari bernama Kartika.

Jauh sebelum menjadi Presiden Indonesia, masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun tinggal bersama orang tuanya di Blitar.

Semasa SD hingga lulus, ia tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, seorang politisi kawakan yang mendirikan Perusahaan Islam.

Baca Juga: Usai Proses Mediasi, Kasus Viral Pencurian Cokelat di Alfamart Berakhir Damai

Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Selama kuliah di HBS, Soekarno telah memupuk semangat nasionalisme.

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di  dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970.

 

Setelah lulus dari HBS pada tahun 1920, ia pindah ke Bandung dan melanjutkan ke THS (Technische Hoogeschool atau Sekolah Tinggi Teknik yang sekarang menjadi ITB). Ia meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.

Baca Juga: LPSK Nilai Permohonan Perlindungan Putri Candrawathi Ada Kejanggalan, Curiga Ada Desakan Pihak Lain

Kemudian, ia merumuskan ajaran Marxisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada tanggal 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia merdeka. Akibatnya, Belanda menjebloskannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929.

Delapan bulan kemudian dia diadili. Dalam pembelaannya yang berjudul Indonesia Menggugat, ia menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang diklaim lebih maju.

Pembelaannya membuat Belanda semakin marah. Hingga Juli 1930, PNI dibubarkan. Setelah kemerdekaannya pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya.

Baca Juga: Cara Lolos Seleksi Kartu Prakerja, Hindari 6 Hal Ini Saat Daftar Gelombang 41

Akibatnya, ia kembali ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Ende, Flores, pada tahun 1933. Empat tahun kemudian ia dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam rapat BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebut Pancasila.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, pada tanggal 18 Agustus 1945, Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden pertama Republik Indonesia.

Baca Juga: KJP Plus Tahap 1 Tahun 2022 Cair Hari Ini untuk Anak SMP, SMA, SMK dan PKBM, Ini Cara Ceknya

Sebelumnya, ia juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ia mampu menyatukan nusantara. Soekarno bahkan berusaha menyatukan bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non-Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI menciptakan krisis politik besar yang berujung pada penolakan MPR atas tanggung jawabnya.

Baca Juga: 68 Anggota Paskibraka 2022 Dikukuhkan Presiden Jokowi, Berikut Daftar Nama-namanya

Sebaliknya, MPR mengangkat Soeharto sebagai Kantor Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada Minggu 21 Juni 1970 meninggal di RSPAD.

Ia dimakamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, di dekat makam ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Tags

Terkini

Terpopuler